Saat ini sudah hampir dua bulan surat yang ku kirim pada Gaka belum dibalas.
Padahal aku sudah memberikan alamat e-mailku supaya ia tidak usah repot – repot
mengirim surat,
tapi hasilnya nihil. Mungkin aku terlalu berharap keinginanku terkabul tanpa berpikir
dengan logika. Mana mungkin seorang Hiroshi Gaka akan membalas surat dari penggemarnya
yang jumlahnya ribuan. Baru kali ini aku ngefans seseorang sampai seperti ini.
Gaka adalah seorang artis asal Jepang. Segabai publik
figur, ia tentu saja memiliki fisik yang sangat enak dipandang, badannya tinggi dan cukup atletis. Sorot matanya juga
tajam. Pokoknya, ia memang terlahir untuk menjadi seorang bintang.
Sudah lebih tiga jam aku berada di depan komputer. Jam
di kamarku sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Semua permainan di
komputerku sudah kumainkan untuk mengusir rasa kantukku. Akhirnya saat jam
berada di pukul sebelas lewat, aku menyerah. Aku pun tertidur di depan
komputer.
“YOU GOT A MAIL”
Terdengar suara tanda-tanda email masuk dari speaker
yang jaraknya tidak jauh dari telingaku. Siapa sich malam-malam gini ngirim
email?! Baru saja aku akan tidur. Dengan malas aku buka email yang baru masuk.
Isinya memakai bahasa Inggris. Dan ternyata… EMAIL DARI GAKA !!! Seketika rasa
kantukku hilang. Aku benar-benar tidak percaya, yahh…aku memang ingin ini
terjadi dua bulan lalu. Tapi sekarang aku benar-benar tidak menyangka
keinginanku terkabul. Terima kasih Tuhan!
* * *
Sepulang sekolah aku langsung menghidupkan komputer. Apa
yang harus ku tulis? Aduh…jadi bingung sendiri! Setelah cukup lama menyusun
kata-kata, akhirnya aku bisa juga menuliskannya.
Jantungku berdebar-debar saat akan mengirimkannya.
Bagaimana tidak, emailku ini akan dibaca seorang superstar di Jepang!
Sepertinya aku harus mandi lalu makan. Tapi sepertinya perutku minta diisi duluan!
Aku berjalan ke meja makan. Ternyata makan siang sudah siap. Dan Bi Sum
menyapaku ramah dengan logat jawa yang kental. Kata Mama, Bi Sum sudah bekerja
di rumah ini sejak aku masih kecil.
Sejak papaku meninggal saat aku berumur 13 tahun, pekerjaan Mama jadi lebih
sibuk. Mama harus melanjutkan bisnis Papa di Kanada. Apalagi, perusahaan itu
milik keluarga sehingga Mama tidak begitu saja lepas tangan.
Ku tunggu sampai malam, Gaka belum juga membalas
emailku. Aku sebenarnya maklum, ia adalah seorang superstar dan pasti sangat
sibuk. Sementara aku? Seorang murid kelas 3 SMA yang kegiatannya paling-paling
hanya sekolah, belajar, makan dan tidur.
* * *
Gaka belum juga membalas. Sudah lewat sepekan setelah ku
kirim email terakhirku. “Kring!!”, jam wekerku berbunyi tepat pukul setengah
enam pagi.
“Oh tidak! Tadi malam aku lupa mematikan komputer! Dan
ternyata ……
Gaka! Yuhuu……akhirnya dia membalasnya!!!
Dia bilang sungguh tersanjung dan tidak menyangka
dirinya begitu berarti. Bahkan, ia malah takut jika suatu saat aku kecewa
ketika mengetahui bahwa dirinya tak sehebat dugaanku. Terakhir dia berkali-kali
mengucapkan terima kasih atas semua pujianku.
Ups, gawat! Sepertinya aku akan terlambat ke sekolah. Langsung
saja aku bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap.
* * *
Pulang sekolah aku bareng Rena. Saat sampai di rumah,
aku langsung duduk di depan komputer dan meminta pendapat Rena untuk membalas
email dari Gaka. Rena memintaku untuk menanyakan apakah Gaka sudah punya pacar
atau belum. Dengan berat hati akhirnya aku menanyakannya pada Gaka.
* * *
Hari berganti, minggu berlalu. Tak terasa sekarang sudah
hampir tiga pekan, Gaka belum juga membalas emailku. Ia pasti menganggapku
seorang penggemar yang tidak tahu diri. Suddah dijawab emailnya, eh malah nanya
yang bukan-bukan. Akhirnya aku mengirim email lagi untuk Gaka. Kali ini isinya permintaan
maafku padanya. Setalah selesai aku emnjauhkan diri ke tempat tidur. Aku
tertidur sampai hari menjelang malam. Aku baru tersadar saat jam menunjukkan
pukul tujuh malam. Dengan malas aku keluar kamar. Selesai makan aku langsung
mandi. Sekarang sudah pukul delapan. Tadinya akun bermaksud mematikan
komputerku saat kulihat ada email masuk. Hah?! Ternyata dari Gaka!
Ia sama sekali tidak tersinggung dengan pertanyanku. Ia
belum membalas emailku karena sedang sibuk menyiapkan konsernya. Yang membuatku
girang, katanya a tidak sabar ingin bertemu denganku. Ia mengundangku ke Jepang!!!
Aku membalasnya dan memberitahukan bahwa sebentar lagi aku akan ujian akhir.
Jadi aku tidak bisa memenuhi undangannya.
Tak disangka, besoknya Gaka sudah membalasnya.
Jawabannya singkat tapi cukup mengejutkan dan membuatku terharu.
* * *
Setelah melewati hari-hari yang menegangkan, hari ini
hasil ujianku akan diumumkan. Aku lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Aku
berhasil menduduki peringkat kelima diantara teman-teman satu sekolahku. Orang
pertama yang akan aku betitahu berita bahagia ini pastilah Mama. Aku yakin Mama
pasti senang. Dan aku bisa merasakan kegembiraan itu dari isakan bahagianya
saat aku meneleponnya.
Setelah itu aku langsung mengirim email pada Gaka. Tak
disangka, malamnya Gaka langsung membalas emailku. Bahkan karena aku sudah
berhasil mendapatkan yang aku inginkan, ia mempunyai hadiah untukku.
Sepekan kemudian, saat aku sudah mulai kesal karena
tidak juga mendapatkan hadiah yang dijanjikan Gaka, seseorang dating ke rumahku
dan emnyerahkan sebuah paket.
Ah, hadiah dari Gaka akhirnya tiba. Di kamar aku
langsung membuka bungkusan itu. Waa…! Ternyata isinya CD album terbarunya Gaka.
Selain itu juga ada poster Gaka. Ketika aku membuka lipatan poster itu, ada
sesuatu yang jatuh. Ternyata sebuah amplop, saat kubuka bungkusnya, aku
terkejut sebuah kalung dengan liontin bertuliskan namaku terdapat disana. Tidak
hanya itu, sebuah tiket pesawat ke Jepang! Ternyata Gaka tidak main-main saat
mengajakku ke Jepang.
* * *
Ketika menuju pintu keluar Bandara Narita, Jepang,
tanganku memegang liontin kalung dari Gaka yang sedang ku pakai. Tiba-tiba ada
seorang pria yang menyapaku dengan bahasa Inggris aksen Jepang yang kental.
Ternyata dia adalah sopir pribadinya Gaka. Gaka menyuruhnya menjemputku dan
mengantarku ke hotel bintang lima yamg terletak
di pinggir jalan utama Tokyo.
* * *
Setelah puas tidur semalaman, pagi harinya aku langsung
turun untuk sarapan. Sekitar pukul setengah enam sore, bel kamarku berbunyi.
Soma (gitaris Yasha) sudah berada di depan kamarku. Gaka menyuruhnya
menjemputku untuk menonton konser Yasha (band Gaka).
* * *
Sudah hampir satu jam lebih aku duduk disini. Walaupun
badanku sudah tidak tahan untuk terus duduk, aku merasa sangat senang.
Bagaimana tidak? Aku menyaksikan pertunjukan band yang termasuk besar di Jepang
dengan gratis dan tanpa berdesak-desakan yang paling hebat. Sesekali vokalisnya
(Gaka) menoleh ke arahku dan tersenyum.
* * *
Setelah sarapan aku mulai berkemas-kemas pukul setengah
sebelas aku turun ke bawah dan mengurus administrasi hotel. Setelah itu aku
menunggu Gaka dan teman-temannya di lobi. Pukul sebelas lewat Gaka dan grupnya datang
menjemputku. Mereka naik BMW X5. Setelah satu jam perjalanan, barulah kami
sampai. Ternyata vila
milik Ren sangat besar. Katanya, itu vila
keluarga. Setelah Gaka mengantarku ke kamar, dia mengajakku pergi ke ruang baca
, banyak sekali buku disana jadi lebih mirip perpustakaan.
* * *
Setelah makan malam aku pergi ke kamarku. Tiba-tiba
pintu kamarku diketuk dan aku mempersilahkan dia masuk.. Aku katakan kepada
Gaka aku takut tidur di kamar ini karena kamar ini cukup menyeramkan saat malam
hari. Akhirnya Gaka menemani tidurku sambil membaca buku di meja yang tak jauh
dariku.
* * *
Soma menyatakan perasaannya di depan kamarku, aku hanya
tersenyum tipis, lalu masuk ke kamar. Tapi Soma menahan pintunya saat akan ku
tutup. Dia memintaku untuk memikirkannya baik-baik. Aku hanya mengangguk dan
menutup pintu..
Besoknya saat bangun tidur kepalaku pusing sekali. Aku
benar-benar tidak menyangka Soma bisa menyukaiku. Jadi bagaimana sekarang ? Jika
dipikir-pikir, Soma cukup baik, tapi bagaimana dengan Gaka?
Tiba-tiba Gaka mengetuk pintu dan aku menyuruhnya masuk.
Gaka mengajakku sarapan, tiba-tiba ia memegang keningku. Aku bisa melihat Gaka
benar-benar mengkhawatirkanku. Sepertinya aku tidak rela jika harus melupakan
Gaka.
* * *
Soma mengajakku pergi ke minimarket, saat kami menunggu
di kasir. Soma meminta jawaban dariku, tapi aku tidak bisa menerimanya. Sebelum
aku menyelesaikan perkataanku, seorang wartawan menghampiri kami. Dia
menanyakanku pada Soma dan Soma menjawab aku adalah saudaranya.
* * *
Malamnya aku lihat Gaka sedang membaca buku di ayunan
besar belakang vila.
Aku duduk di sebelahnya. Tadinya aku ingin mengajaknya ngobrol, tapi aku rasa
itu hanya akan mengganggunya. Akhirnya aku hanya mengotak-atik ponselku.
Tiba-tiba Soma datang. Sebenarnya aku tidak terlalu senang dengan kehadirannya.
Entah kenapa sejak itu aku selalu risih berada di dekatnya.
Secara tidak sengaja tiba-tiba ponselku hampir terjatuh.
Saat berusaha mengangkapnya, aku kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh.
Beberapa detik sebelum menyentuh tanah, aku merasa ada yang memelukku. Akmi
berdua pun jatuh bersama.
Aku baru sadar ternyata tubuhku tidak menyentuh tanah,
tapi di atas tubuh seseorang. Aku sempat beradu pandang dengannya beberapa
saat. Ku sadari bahwa saat itu matanya sangat indah. Aku langsung bangun dari
atas tubuhnya yang tak lain adalah Gaka.
* * *
Soma mengajakku pergi ke perpustakaan. Saat disana Soma
mengambilkan sebuah buku bersampul tangan manusia. Soma membuka satu per satu
halaman buku itu, sepertinya dia menemukan halaman yang dicari-cari. Tanpa
berkata apa-apa Soma memegang tananku. Ia memperlihatkan garis tanganku lalu
membaca buku itu lagi.
Tiba-tiba pintu perustakaan yang takjauh dari kam
terbuka. Rend an Nao menatap kami. Pandangannya lalu tertuju pada tanganku yang
di pegang Soma. Ups! Aku langsung menarik tanganku dari tangan Soma aku ingin
katakana kepada mereka bahwa ini tidak seperti yang mereka lihat. Tapi sebelum
aku menyelesaikan kalimatku, merteka berdua telah pergi menyebarkan berita ini
keseluruh dunia.
***
Sudah tiga
hari aku tersiksa gossip murahan itu. Gakapun tidak sedekat dulu denganku.
Mungkin ia berfikir Soma telah menemaniku. Padahal, sebenarnya aku lebih
mengharapkan dia yang menemaniku kemana-mana.
***
Aku mengajak Soma ke
Kamarku kenapa aku tidak bisa menerima cintanya. Dan aku memintanya untuk
menjelaskan kepada yang lain bahwa kita hanya teman. Soma menundukka kepalanya
beberapa saat dan dia bilang, dia akan menjelaskan semuanya nanti saat makan
malam.
***
Sejak tadi aku tidak
melihat Gaka. Ren bilang dia ada di atap. Lalu aku pergi ke atap, tanpa suara
aku berdiri di belakangnya. Ternyata Gaka merasakan kehadiranku. Dia bertanya
kepadaku kenapa aku tidak bersama Soma. Tiba-tiba Nao datang dan memanggilnya.
Dan bilang bahwa Miya sudfah datang. Di lantai bawah, Ren, Soma, You, dan
Yoshiki ssudaaaha berkumpul di ruang tamu untuk menyambut Miya teman Gaka. Lalu
mengenalkanku kepadanya, soma berbisik kepadaku. Katanya Miya itu mantan pacar
Gaka. Miya mengajakku berjalan-jalan di sekitar Vila. Tapi aku menolaknya. Aku tidak ingin
menggangggu mereka, apalagi hanya bertiga.
UNSUR INSTRINSIK
DOIKU SUPER STAR
Ø Tema Mayor :
Ø Tema Minor :
Ø Alur : Campuran (Maju mundur)
Ø Tahapan Alur :
Ø Penokohan :
-
Zhee :
Pintar, ambisius, Pemalas, baik dan perhatian
Bukti : - Ku lulus dengan nilai memuaskan bahkan aku
berhasil menduduki peringkat lima di antara teman-teman satu sekolahku ( Doiku
Super Star : 20)
-
“
Tapi apa salahnya berharap “ ( Doiku Super Star : 1)
-
“
Nanti jangan lupa makan ya bi “ ( Doiku Super Star : 6)
-
“
Hah... terserah kalian menganggapku apa? Aku masih ngantuk ” ( Doiku Super Star
: 39)
-
Rena
: Peduli,
ajil, perhatian
Bukti :
- “ Udahlah. Jangan terlalu
berharap banyak “( Doiku Super Star : 1)
-
“ Ya
ampun Zhee. Lo tuh lucu banget sich! Dari tadi sebenarnya aku pengen ketawa
tahu! “( Doiku Super Star : 17)
-
“
oke deh zee. Hati-hati ya “( Doiku Super Star : 22)
- Mama : tegar dan penuh
semangat, perhatian.
Bukti : -
sejak papa meninggal, pekerjaan mama lebih sibuk. Mama harus malanjutrkan
bisnis Papa di Kanada. ( Doiku Super Star : 6)
- Jangan lupa belajar ya! Sebentar lagi ujian kelulusan. Maaf ya,
Mama ngak bisa nemenin kamu pas ujian “( Doiku Super Star :7)
- Bi sum : baik, perhatian.
Bukti : - “ biobi doain semoga non lulus dan mendapat
nilai yang bagus “( Doiku Super Star : 19)
- “.... baru saja bibi akan memanggil non untuk makan siang. Silahkan
di makan non “( Doiku Super Star : 5)
- Gaka : Baik, Perhatian.,
tidak sombong.
-
Bukti : - “
pakai punyaku saja, kemarin tlp disini suaranya kurang bagus saat kupakai” ( Doiku Super Star :68)
-
“
kalau begitu makanlah yang banyak,. Kalau perlu minum vitamin. Aku tidak ingin
kau sakit “( Doiku Super Star : 64)
-
“ ia tidak menyangka dirinya begitu
berarti. Bahkan ia takut jika suatu saat nanti aku kecewa ketika mengetahuinya
tak sehebat dugaanku “( Doiku Super Star : 4)
- Soma : Suka gombal, pantang
menyerah, pengertian
Bukti : - “ kau terlihat manis saat sedang panik “( Doiku Super Star : 41)
-
“ tidak apa-apa, aku akan menunggumu “ Doiku Super Star : 82)
-
“
Tidak apa-apa, aku mengerti perasaannya “ ( Doiku Super Star : 82)
- Ren : lucu, gegabah, jahil.
Bukti : -
“ sepertinya soma telah mengambil Fansmu “( Doiku Super Star : 73)
-
“lalu
bagaimana dengan pacarmu di Tokyo “( Doiku Super Star : 82)
-
“ tungg... jangan bilang kalau
kalian sebenarnya... “ ( Doiku Super Star : 72)
- Yoshiki : Jahil, perhatian.
Bukti :
- “ wah... apa saja yang telah kau lakukan Soma? Tega sekali kau
merahasiakan ini kepada kami “ ( Doiku Super Star : 72)
-
“
mungkin di atap. Iakan tidak terlalu suka sinar matahari “ ( Doiku Super
Star : 77)
- Nao : Jahil, gegabah.
Bukti : - “
Pantas kulihat kalian sering berdua “( Doiku Super Star : 72)
-
“ Hoho... ternyata kalian menjalin hubungan ya?!
“(
Doiku Super Star : 72)
Ø Latar :
1.
Latar
Waktu : -
Pagi
a.
“Jam bekerku bunyi tepat jam setengah enam “ ( Doiku Super
Star : 9)
b.
Sudah pukul enam lewat banyak (
Doiku Super Star :10)
-
Siang
a.
“
Pukul sebelas aku turun dan mengurus administrasi Hotel “( Doiku Super
Star : 52)
-
Malam
a.
“ Wah.. pemandangan Tokyo pada malam Hari
ternyata ramai sekali “( Doiku Super Star : 37)
2.
Latar
Tempat :
- Kamar : “ Jam di kamarku “
(
Doiku Super Star : 2)
-
Kantin
: Duduk di bangku kantin ( Doiku Super
Star : 3)
-
Rumah
: saat sampai di rumah( Doiku Super Star :13)
-
Sekolah
: pagi ini aku buru-buru berangkat sekolah ( Doiku Super Star : 16)
-
Bandara : kata rena saat di bandara
( Doiku Super Star : 22)
-
Tokyo : hotel bintang lima di
pinggir jalan urtama tokyo ( Doiku Super Star : 24)
-
Hotel : melihat-lihat suasana hotel ( Doiku Super
Star : 25)
-
Perpustakaan : ssstt... ini perpustakaan ( Doiku Super
Star : 54)
-
Vila : ayunan di belakang Vila (
Doiku Super Star : 66)
-
Atap : kami berdua menuju atap (
Doiku Super Star : 77)
-
Pantai
: menuju ke pantai ( Doiku Super Star : 116)
3.
Latar
Alat : -
Jam Weker ( Doiku Super
Star : 8)
-
Speaker
(
Doiku Super Star : 2)
-
Komputer ( Doiku Super Star : 2)
-
CD
album , CD Player, Poster, Kalung ( Doiku Super Star : 22)
-
Mobil
(
Doiku Super Star : 23)
-
Kunci Kamar ( Doiku Super Star : 27)
-
Lamupu ( Doiku Super Star : 123)
4.
Latar
Suasana : -
Senang : Gue seneng banget ( Doiku Super Star
: 3)
-
Menghawatirkan
: hei.. kau sakit ? ( Doiku Super Star : 64)
-
Menyebalkan :
-
Membingungkan : aku masih bingung
dengan apa yang terjadi ( Doiku Super Star : 120)
-
Menyeramkan
: kamar ini cukup menyeramkan saat malam hari ( Doiku Super Star : 57)
-
Membosanan
: (
Doiku Super Star : aku bosan harus bersikap manis didepannya ( Doiku Super Star : 56)
Ø Sudut pandang : Orang pertama pelaku Utama
Ø Majas : -
Nasi sudah menjadi bubur : alusio ( Doiku Super Star : 15)
-
Gaka
akan memberiku hadiah?! : Retoris ( Doiku Super Star : 21)
-
Pukul
setengah sebelas aku turun ke bawah : pleonasme ( Doiku Super Star : 22)
-
Disini enak juga ya?! :R etoris (
Doiku Super Star : 77)
-
Ku
cukup terguncang mendengarnya : Hiperbola ( Doiku Super Star : 109)
-
Kakiku pegal setengah mati :
Hiperbola ( Doiku Super Star : 121)
-
Kata-kata itu bagai sebilah pisau
yang menggores hatiku : assosiasi ( Doiku Super Star : 127)
-
Kenapa hatiku tak bisa berpaling
padanya?! : Retoris ( Doiku Super Star : 129)
-
Itu baju yang aku pilihkan untukmu
kan?! : Retoris ( Doiku Super Star : 130)
-
Pandanganku melarikan diri dari
tatapannya yang tajam : Personifikasi ( Doiku Super Star : 141)
Ø Amanat : -
Jangan terlalu cepat menilai orang
-
Jangan
mudah menyerah
-
Jangan
berhenti berharap dan tetap optimis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar