Satu
( ˘ ³˘)♥
Azka!! Orang yang sedari dulu-sejak awal masuk kelas SMP- selalu membuatku meleleh ketika
mendapatinya berada di hadapanku. Sosok pria muda dengan segala kesempurnaan
yang telah tuhan anugrahkan kepadanya. Membuat setiap pasang mata yang
melihatnya susah untuk berpaling. Yah, dan dia telah berhasil menjadi salah
satu Orang yang mampu membuat detak
jantungku selalu kembang kempis dengan begitu cepat dan tak beraturan. Bola
mata hitamnya yang begitu indah mempesona, membuatku seolah berhenti bernafas
seketika menatapnya. Tatapan matanya yang tajam membuat setiap cewek yang
melihatnya seolah meleleh begitu saja.
Yah, dialah Azka Denies Ben Casanino. Anak kelas XII Ia 5. Dua tingkat di atasku. Kali ini kita ditakdirkan
sekolah di sekolahan yang sama. Entah apa yang membuat lelaki ini bisa berada
di sekolah ini. Dia menjadi murid baru
di sekolah ini. Tepatnya dikelas XII IPA 5. Enggak heran juga sih, sekolahku
–Harapan Bangsa- memang menjadi salah satu SMA favorit di kotaku. Namun, Bagaimana tidak terkejut? Pasalnya, selepas
lulus SMP dia pindah ke London bersama orang tuanya, dikarenakan sang ayah
sedang bertugas di KBRI London. Suatu kebahagiaan tersendiri tentunya bagiku
bisa satu sekolah lagi dengannya. Bahkan, sekalipun terdapat banyak gurat
perubahan diwajahnya, akupun masih dapat mengenalinya seperti Azka yang ku
kagumi dulu.
Terlintas kembali kejadian tadi pagi saat pertama kalinya aku
bertemu dengan Azka-setelah acara perpisahan angkatannya di SMP- yang masih
cukup berkesan untukku.
“Kamu bawa flashdisk kakak?” Tanya kak Revan dari sebrang telpon
yang membuat langkahku terhenti diujung koridor sekolah.
“ha? Kayaknya sih enggak kak, tapi bentar deh aku cek lagi ditas”
balasku sembari mengobrak-abrik isi tas Ranselku berusaha mencari barang yang
dimaksud. “eh iya kak, flashnya ada di Aku nih” timpalku sembari nyengir kuda
dengan perasaan sedikit bersalah (*ehh) . Aku tau, kak Revan mungkin sedang
membutuhkan flas ini karna terdapat proyek maketnya untuk tugas praktek TIk.
“aduh dek, gimana sih. Yudah, kakak puter balik arah kesekolahmu.
Tungguin di gerbang. Ntar keburu telat nyampe sekolah” protes kak Revan
yangdiikuti dengan bunyi telpon pertanda mati.
Haduh, beruntunglah tadi pagi kak Revan ngajak berangkat lebih awal
dari biasanya. Kalo tidak bisa jadi kami berdua sama-sama telat masuk kelas
gara=gara flashdisk kakrevan kebawa aku.
Dengan langkah lebar, aku menuju gerbang sekolah menunggu
kedatangan Kak Revan, sembari membereskan beberapa buku yang sempat aku
keluarkan gara-gara mencari Flasdisk tadi. Namun sungguh malangnya nasibku kali
ini. Saat sudah hamper mencapai gerbang sekolah, ada seorang siswa yang tak
sengaja menyerempetku dengan motoryang dikendarainya sehingga membuat buku-buku
yang tak sempat aku masukkan tadi berceceran di paving halaman sekolah.
Dengan besarhati, ku punguti buku-buku itu tanpa mengharapkan
lelaki yang menyerempetku tadi berjiwa pahlawan mau membantuku untuk memungut
buku-buku ini. Namun tuhan berkata lain, ternyata laki-laki itu datang
menghampiriku dan duduk tepat dihadapanku.
hmm.. syukur deh, kalo masih nyadar diri mau bantuin buat beresin
nih buku.syukurku dalam hati. Namun sedetik
kemudian sesuatu telah terjadi ketika lelaki itu membuka helmnya dan
menyerahkan buku-buku yang dipungutnya kepadaku.
Dagdigdug. Sungguh, irama detak jantungku kini mulai tak
beraturan.lelaki itu menatapku tajam namun tak berekspresi. Tatapan matanya,
raut mukanya. Yah, aku sangat mengenali sosok ini. Sosok yang selalu aku
impikan semenjak dua tahun terakhir. Membuat perasaanku kacau balau saat itu.
Senang, sedih, bahagia. Semua campur menjadi satu. Bagaimana tidak, seorang
Azka Denies ben Casanino kini berada nyata dihadapanku. Tuhan, bantulah aku
mengendalikan diriku ini. Jangan biarkan aku pingsan di sini.
“Sorry, aku enggak sengaja” kata Azka yang membuatku tersadar dari
lamunanku tentangnya.
Ya ampun. Ternyata dia masih tidak berubah. Selalu baik hati kepada
siapapun yang lemah dan benar. Tetapi masih dengan gayanya yang cool dan tidak
terlalu banyak Expresi dan bicara.
“oh.. iiya kak. Enggak apa, makasih ya” balasku tak kalah gugupnya
berhadapan dengan dia seperi ini.
Azka langsung kembali kemotornya setelah memberikan tumpukan
buku-buku itu yang sempat berserakan. Dan tanpa basa-basi lagi dia melesat
pergi Dari hadapanku bersama motornya.
Yah, begitulah kurang lebih kejadian tadi pagi. Berawal dari
flashdisk kak Revan. Ternyata membawa keberuntungan untukku. Mungkin tuhan memang
menakdirkan kita berjodoh. Atau mungkin tuhan ingin mengujiku dengan menyiksa
batinku karna mulai hari ini, mungkin tiap kali aku berpapasan dengannya. Seperti
kebiasaanku waktu SMP dulu. terang saja cukup menyiksaku, pasalnya dia hanya
mampu kukagumi dari jauh saja tanpa dia
tau sedikitpun apa yang kurasa. Nyesek banget sob :’(
Tapi walaupun begitu, sebenarnya aku sudah cukup bersyukur banget bisa
bareng satu sekolah lagi sama si doi. Setiap saat aku bisa mengawasi tiap gerak
tingkah lakunya saat jam istirahat. Sejak mengenal dia, lebih tepatnya aku yang
mengenali dia, jam istirahat merupakan jam yang selalu ku tunggu-tunggu.
Bagaimana tidak, setiap kali istirahat itu pertanda pula aku bias curi-curi pandang
mengawasi tiap gerak-gerik tingkah lakunya dari kejauhan. Menatapnya sedang
tersenyum dan tertawa kecil bersama teman-temannya. Anugrah banget aku bisa mendapatkan
momen seperti itu.
Sejauh ini, dia menjadi salah satu mahluk tuhan tersexy dalam
hidupku.
( ˘ ³˘)♥
“Hayo.. lagi ngapain?”
Seketika aku tersedak minuman yang ku sedot perlahan-lahan sembari
menikmati pemandangan indah di sudut kantin yang lain. Ya disana terdapat si
Azka bersama teman-teman kelasnya. Sesuai dugaanku sebelumnya. Sejak pertemuan
kami yang pertamakalinya setelah sekian lama, aku selalu melakukan rutinitasku
lagi seperti sediakala-waktu SMP. Seminggu pasca dia bersekolah disini, pojok
kantin dekat warung mbok minah itu kini memang menjadi tempat favorit Azka
nongkrong bersama teman-teman barunya.
Kutatap Seorang cowok berambut hitam
lebat, dengan aksen orang Indonesia tulen tampak di wajah itu. Ya, dia Excell
teman sekelasku kini datang bagai pengganggu mimpi indahku bersama Mia. Yah,
mereka berdua memang teman baikku di kelas.
“ah, sial lu. Ngagetin tau. Apaan sih?”
tanyaku sedikit kesal sembari membersihkan beberapa tetes tumpahan air minum di
rok sekolahku. “seneng banget ya bikin orang mati tersedak?”
“yailah, gitu aja ngambek kamu cha”
celah Mia
“iya deh sory sory” Excell memohon
dengan mukanya yang di bikin sok unyu.
“demi apa kamu minta maaf. Di Dunia
gak ada yang gratis tau” balasku sebal
Excel hanya menyeringai. Sembari
ngambek, diam-diam aku curi pandang kea rah Azka bersama teman-temannya. Namun
sungguh tidak beruntungnya diriku. Kali ini Excell benar-benar menjadi mimpi
burukku. Azka telah raib dari pandangan mataku.
( ˘ ³˘)♥
Lelaki itu selalu membuatku mati gaya.
Ya, itu mungkin yang sekarang tengah terngiang-ngiang di telingaku.
Lelaki itu memiliki pesona tersendiri. Seperti orang yang taka sing lagi
bagiku. Namun siapa? Berulang-ulang pertanyaan itu muncul dibenakku. Atau
mungkin itu hanya perasaanku saja setelah sekian lama tidak bertemu dengan
Azka? Yah, mungkin bisa jadi. Namun, seelah berpisah kurag lebih dua tahun
terakhir, entah mengapa aku merasa lebih dekat dengannnya saat pertama kali
bertemu dengannya lagi. Ah lupakan saja. Toh itu bukanlah hal yang terpenting
bagiku untuk saat ini. Yang terpenting saat ini, aku sudah bisa beremu dengan
dia lagi walau hanya dapat kuliha namun tak dapat kusentuh.
Aku masih tergeletak dengan malasnya di atas ranjang kesayanganku.
Ku ambil I-pod ku untuk memutar beberapa lagu. Namun, belum sempat aku
memasangearphon ditelinga, aku jadi teringat dengan Reza. Sahabat mayaku. Lebih
tepatnya teman dekat di YM. Aku mengenalnya dari salah satu forum diskusi,
hingga akhirnya dia menjadi salah satu teman yang masuk account YM aku
gara-gara sering diskusi tentang berbagai hal. Tak jarang pula aku sering
curhat tentang berbagai hal dengan dia. Bahkan dia juga mengerti tentang Azka. Aku
berteman dengan Reza sedari kelas 2 SMP. Yah, walaupun intensitas hubungan kita
tidak terlalu sering karna dia-Reza- juga memiliki kesibukan sendiri di
Inggris. Ya.. dia WNI yang kini tengah study di inggris. Jadi, kami lebih
sering berhubungan saat malam hari atau tengah malam. Karena perbedaan waktu di
Negara kami.
Hem.. sudah tak sabar rasanya aku menceritakan tentang kejadian
beberapa waktu lalu kepada Reza. Hamper saja aku melupakan dia beberapa minggu
ini karna terlalu bahagia dengan kedatangan Azka beberapa waktu lalu. Ku ambil
laptop kesayanganku dan langsung kuhubungkan ke jaringan internet modem. Hem..
semoga saja kali ini dia Online. Biasanya jam-jam seperti ini dia sering
online. Berdoa sajalah.
5 menit kemudian, benar saja terjadi. Orang yang aku harapkan
akhirnya datang juga.
Aku
: hey!!
Reza
: hey. Where are you?
Reza
: long time I can’t see u here
Aku
: hahaha im sorry, sedikit sibuk
Aku
: aku punya cerita heboh. Maybe u will interesting about that
Reza
: really.. tell me J
Akupun mulai menceritakan tentang kedatangan Azka kembali kepada
reza. Entah mengapa, walaupun aku tidak pernah bertemu dengannya walau hanya
sekali, aku cukup merasa nyaman untuk berbagi dengannya. Dan sedikit lebih, aku
juga bisa mengerti sifatnya dari hubungan kami walau hanya melalui chat saja.
Mungkin karna Reza orangnya asik, gokil dan asik buat di ajak tukar pendapat.
Tak jarang, dia juga sering menceritakan tentang kegiatannya di Inggris. Cukup menyenangkan punya teman seperi dia J Thanks god sudah mau memberikan kesempatan seperti ini. Hari
panjang yang cukup indah untukku.
( ˘ ³˘)♥
Di mana lelaki itu?
Aku mengedarkan pandanganku di sekeliling kantin sekolah. Yah,
seperti biasa. Aku tengah menunggu kehadirannya disalah satu bangku kantin
favoritku bersama dengan Mia dan Excell. Favoritku lebih tepatnya. Soalnya dari
sini merupakan tempat yang paling strategis dan yan paling jelas buat ngintip
kak Azka di tempat tongkrongan favoritnya di Kantin.
“Eh,pada mau pesen apa” Tanya Excell menawarkan diri
“sama deh” balasku alakadarnya. Soalnya mataku mulai fokus ke Azka
yang sudah datang duduk di sudut pojok kantin.
Excell pun bergegas pergi sedangkan Mia masih setia di sampingku
menemani tingkah lakuku yang rada setengah gila mungkin.
“ Ya Ampun cha, demen banget kamu mantengin dia mulu. Ga bosen apa.
Lagian dengan lu pantengin dia saben hari bisa bikin dia tau apa kalo lo seneng
sama si dia?” keluh Mia yang mulai bosan mungkin melihat kerjaanku tiap kali
istirahat. Padahal belum ada sebulan ini. Hehehe apalagi dulu ya, waktu SMP.
Kan sering banget. Pasti si Mia sebenernya bosen juga. Tapi gue seneng punya
sahabat karib seperti dia yang bisa mengerti aku.
“ah biarin aja.Orang gue seneng ini” balasku sambul tersenyum
berbunga-bunga. Namun sedetik kemudian senyumku berubah dan lenyap seketika
“Eh, Mia. Lihat deh. Blagu banget sih si Niky. Sok kecantikan n kecentilan
duduk disamping Kak Azka?” tanyaku sedikit snewen
“Mana?”
“Tuh liatin tuh, ganjen banget tau”
“oh,cewek itukan emang mbok-mbokane cewek-cwek disekolah ini. Sok
artis gitu deh. Tapi emang cantik sih. Si niky kan? ” Tanya Mia memastikan.
Semakin membuat hatiku panas aja nia anak. Ihh
“ Cantikan jugak aku “
“ Itukan menurut kamu. Hahahaha cie.. jeles nih”
“ ih, jeles atau enggak tu gak penting”
“Hahaha,ngambek !! Denger-denger, eh katanya sih mereka sekelas
sih”
“Whatssss?” mataku melotot seketika
“ Woy, Pada ngomongin apaan sih?” Tanya Excell yang tiba-tiba
nongol dengan nampan yang berisi pesanan kita. Udah makin mirip ajadia sama
akang-akang yang jualan bakso. Hahaha
“ itu, si Niky mulai ganjen sama anak baru itu” terang Mia ke
Excell
“ oh, sama si Azka? ” tampaknya Excell telah mengerti target yang
kita maksud “hahaha biarin ajalagi, cowok mana coba yang ga mau sama si Niky.Dia
Emang cakep pake banget. Aduhai deh. Hahaha” sial !! rutukku dalam hati
kesal. Udah tau muka ku sedikit adem. Pake dipuji lagi sama si Excell. Awas aja
kalo dia sampe pacaran sama kak Azka !!
Gubrakkk!! Tanpa disadari aku sedikit membanting meja kantin dan
bergegas berdiri.
“ udah yuk, balik ke kelas. Keburu masuk. Ntar telat lagi” pintaku
sembari langsung ngeloyor pergi. Ucapan Excell tadi sedikit membuat selera
makanku hilang. Ih, ga tau ati panas ya? Keluhku dalam hati. Memang sih, Excell enggak bisa
disalahkan juga seratus persen. Pasalnya dia tidak tahu mengenai Azka
sedikitpun. Excell baru berteman dengan aku dan Mia sejak kelas 2 SMP. tEpat
setelah kelulusan kak Azka. Satu-satunya orang yang mengerti tentang Azka
selain diriku adalah Mia. Dia bener-bener best friend sedari awal masuk SMp
dulu. Eh, ada si Reza juga sih yang tau tentang Azka.
( ˘ ³˘)♥
Bersambung. tunggu posting selanjutnya yah. semoga terhibur. kalo sempet beri komentar dan saran juga boleh :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar