Senin, 08 Oktober 2012

Khutbah Jumat Part I : Akibat buruk Maksiat



 بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي من على من شاء من عباده بهدايتهم للايمان – وكره اليهم الكفر والفسوق والعصيان- واشهد ان لااله الا الله وحده لا شريك له، تفرد بالكمال والجلال والعظمة والسلطان – وأشهد ان محمدا عبده ورسوله المبعوث الى كافة الانس والجان – فبلغ رسالة ربه وبين غاية البيان – اللهم فصل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله واصحابه الذين جاهدوا في الله حق جهاده حتى نشروا العدل والامن والايمان
( اما بعد ) ايها المسلمون ! اتقوا الله تعالى واحذروا المعاصي فإن لها أثرا سيئا على العاصي وعلى المكان والسكان
Hadirin jama’ah jum’ah
Marilah kita bersama menambah dan meningkatkan taqwa kita kepada Allah Ta’ala,  menambah keta’atan dan kepatuhan kita  perintah-perintahNya dan  dan takut berbuat maksiat,  takut melanggar peraturan atau syari’at Allah Ta’ala. Kenapa ? karena perbuatan maksiyat pasti ada bekas dan berpengaruh buruk bagi pribadi pelakunya, berpengaruh kepada lingkungan dimana dia berada, dan juga kepada orang di sekitarnya.
Hadirin rahimakumullah !
Akibat buruk dari perbuatan buruk atau  maksiyat bagi pelakunya bisa terjadi di dunia dan akhirat.Akibat buruk di akhirat adalah siksa yang sangat menyakitkan dan macam-macam kesulitan dan kesusahan di akhirat. Sedangkan akibat buruk  maksiyat  atau dosa yang terjadi di dunia antara lain :
1.Pertama Berkurangnya  rizki, sulitnya mencari kebutuhan hidup,   sulitnya mencari sandang-pangan. Sebagaimana disebutkan dalam hadist :
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْعَبْدَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ ( رواه احمد في مسنده)   
Diriwayatkan dari Tsauban, beliau berkata, bersabda Rasulullah SAW. “ sungguh seorang hamba itu terhalang rizkinya sebab dosa yang diperbuatnya”
Hadist ini jelas menunjukkan bahwa karena dosa yang di perbuat seseorang dapat berakibat berkurangnya rizki, berakibat  sulitnya mencari nafkah, hidupnya selalu dirudung kefekiran , kemelaratan dan serba kekurangan.
2. Akibat buruk yang kedua adalah terjadinya musibah yang menimpa kepada pelaku maksiyat. Musibah dalam bentuk apapun, apakah itu berupa sakit, kecelakaan, kerugian dalam usaha dan lain sebagainya.  Sebagaimana disebutkan dalam hadist yang diriwayatkan Imam Muslim, dari Abu Sa’id dan Abu Huroiroh   RA. “Rasulullah bersabda: :
عن ابي سعيد وأبي هريرة أنهما سمعا رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم يقول : ' ما يصيب المؤمن من وصب ولا نصب ولا سقم ولا حزن حتى الهم يهمه إلا كفر به من سيئاته ' .) مسلم(
 “ Tidaklah menimpa seorang mu’min sakit, payah, penyakit, sedih hingga susah (memikirkan sesuatu yang akan dihadapinya)   kecuali dengan musibah itu dilebur darinya dosa-dosanya.” 
Hadist tersebut berarti menunjukkan bahwa terjadinya sakit, susah, payah, penyakit dan sebagainya adalah akibat dari perbuatan maksiyat yang pernah dilakukan seseorang.
Hadirin rahimakumullah !
Karena itu jika merasa rizkinya seret datangnya, atau merasa selalu dirudung susah dan musibah maka perbanyaklah istighfar, mohon ampun kepada Allah Ta’ala atas dosa-dosa yang telah diperbuatnya.Sebagaimana dikatakan para ulama’:
أكثروا من الاستغفار، فإن الاستغفار سبب في محو الخطايا ورفع الدرجات وسبب في استجلاب الأرزاق،وسبب في دفع المصائب عن العبد

Perbanyaklah istighfar, karena istighfar menjadi sebab dileburnya dosa, diangkatnya derajat, menjadi sebab datangnya rizki dan terhindar dari musibah.
Hadirin rahimakumullah !
Jika ada orang bertanya : bahwa si fulan itu ahli maksiyat, suka mengerjakan dosa, bahkan semua dosa besarpun sudah dilakukannya, tetapi ternyata dia aman-aman saja, segar-bugar, hidupnya bergelimang kesenangan harta dan kemewahan dunia, tidak pernah tertimpa musibah, apa-apa yang menjadi keinginan hawa nafsunya selalu tercapai.
Jika ada orang seperti itu, maka ketahuilah bahwa orang seperti itu adalah hamba yang sangat dibenci Allah Ta’ala, dia sengaja dibiarkan, apa yang menjadi maunya dituruti, agar dia semakin jauh terjerumus dalam kubangan dosa dan kedholimannya,            agar semakin congkak dan menyombongkan diri.  Tetapi jika sudah tiba waktunya, maka Allah mengambilnya dan menumpahkan siksa yang amat pedih dan amat menyakitkan, dan tidak akan melepaskannya sekejap pun. Sebagaimana di sebutkan dalam hadist yang diriwayatkan dari Abu Musa al Asy’ari, Rasulullah SAW. Bersabda :

 عن أبي موسى قال قال رسول الله {صلى الله عليه وسلم} إن الله عز وجل لَيُمْلِيْ للظالم فإذا أخذه لم يُفْلِتْهُ ثم قرأ ( وكذلك أَخْذُ رَبِّكَ إذا أخذَ الْقُرَى وهي ظالمة ٌ إن أَخْذَهُ أَلِيْمٌ شديد ) سورة هود
“ Sesungguhnya Allah Azza waJalla menmberikan tempo kepada seorang dholim ( dibiarkan dalam kedholimannya, tidak diperingatkan dengan balak atau musibah) tetapi jika (sudah tiba waktunya ) maka Allah meng-adzabnya, dan tidak akan melepaskannya”. kemudian Nabi membaca ayat 102  dalam surat Hud : “Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat dzalim.  Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. “
Dan sebaliknya jika ada orang yang amalnya baik, tidak pernah berbuat maksiyat, misalnya Nabi atau orang yang jelas kesalehannya, tetapi kenapa dia mendapat musibah ?
Jawabnya ialah: bahwa musibah yang mengenai orang yang tidak punya dosa, tidak pernah berbuat dosa bukanlah siksa atau adzab tetapi semata-mata ujian untuk menambah dan meningkatkan derajat dan kemulyaannya di sisi Allah Ta’ala.
3. Akibat buruk yang ketiga dari maksiyat adalah lahirnya maksiyat-maksiyat  baru akibat maksiyat yang lalu yang sudah dikerjakan. Dengan kata lain, maksiyat akan melahirkan maksiyat baru  hingga maksiyat itu menjadi bertumpuk-tumpuk. Allah Ta’ala berfirman :
  وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا [الشورى:40].
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa”.
قال أبو الحسن المزين: الذنب عقوبةُ الذنب. والحسنةُ بعد الحسنةِ ثوابُ الحسنة ِالأولى.
Abu Hasan al Muzayyin berkata :“ Dosa baru adalah balasan dosa lama, dan kebaikan kedua adalah balasan kebaikan pertama”
Artinya, dosa apabila tidak segera ditaubati maka akan beranak-pinak melahirkan dosa-dosa baru, begitu seterusnya, sehingga dosa itu semakin banyak dan berumpuk-tumpuk. Dan akhirnya bisa mengakibatkan akibat buruk yang keempat yaitu menjadikan buta hati, sehingga hatinya keras bagaikan batu, tidak bisa membedakan yang haq dan yang bathil, tidak bisa menerima nasehat baik , sehingga semua yang dikerjakannya hanya berdasar syahwat nafsunya, apa yang dia inginkan dia kerjakan, apa yang dia ingin katakan dia katakan, tanpa melihat baik atau buruk, pantas atau tidak pantas. Hatinya sudah tertutup karat tebal akibat dosa dan maksiyat yang telah dikerjakannya. Allah Ta’ala berfirman :
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (14)
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.
Akibat buruk perbuatan maksiyat, bukan hanya mengenai pelaku maksiyat saja. Bahkan akibat buruk itu bisa juga menimpa orang dan masyarakat disekitarnya.
عن المعرور بن سويد قال سمعت أم سلمة تقول سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : ( إذا ظهرت المعاصي في أمتي عمهم الله بعذاب ) قلت : يا رسول الله أما في الناس يومئذ ناس صالحون ؟ قال : ( بلى ) قلت : فكيف يصنع أولئك ؟ قال : ( يصيبهم ما أصاب الناس ثم يصيرون إلى مغفرة من الله ورضوان) رواه الطبراني
“Apabila maksiyat telah merata melanda pada ummatku maka Allah meratakan adzab kepada mereka, “ saya bertanya : “ Ya Rasulallah tidakkah diantara mereka pada waktu itu masih ada orang-orang yang baik ?” Rasul menjawab :”ya”, saya bertanya :”apa yang terjadi pada mereka “ menimpa kepada mereka (adzab) sebagaimana yang menimpa manusia (pada umumnya), tetapi (di akhirat nanti orang yang baik yang tidak ikut maksiyat ini ) mendapat maghfiroh dan ridho dari Allah “.
Dari hadist tersebut jelas menunjukan bahwa akibat buruk perbuatan maksiyat yakni berupa adzab dunia tidak hanya menimpa pelaku maksiyat saja , tetapi bahkan menimpa orang-orang yang tidak berdosa.
Hadirin rahimakumullah !Akibat buruk maksiyat tidak hanya mengenai manusia,  tetapi juga mengenai tempat dimana maksiyat itu terjadi dan di kerjakan, sehingga kawasan yang dipenuhi tindak kejahatan maksiyat itu menjadi tidak nyaman di diami, kesuburannya hilag, banyak terjadi wabah penyakit yang melanda manusia dan hewan, hasil bumi atau panennya sedikit. Semua itu akibat buruk maksiyat. Allah Ta’ala berfirman :
 ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي
النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (41) الروم
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali” (ke jalan yang benar).
Hadirin rahimakumullah !
Karena itu tiada lain, agar kita selamat-sentosa dunia dan akhirat adalah jangan sembrono meninggalkan perintah-perintah Allah Ta’la, dan jangan meremehkan maksiyat, jangan sembrono mengerjakan maksiyat kepada Allah Ta’ala.
Dan kita tegakkan amar-ma’ruf nahi mungkar, tolong-menolong dalam kebaikan dan dalam taqwa kepada Allah Ta’ala.
والله سبحانه وتعالى يقول, وبقوله يهتدي المهتدون, وإذاقرئ القرآن فاستمعوا له وأنصتوا لعلكم ترحمون. أعوذ با لله من الشيطان الرجيم. وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آَمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ (112)
با رك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم, إنه هو البر الرؤف الرحيم.

 خطبة
في الحث على التقوى وبيان حدها وفوائدها
الحمد لله المتفرد بعظمته وكبريائه ومجده ، المدبر للأمور بمشيئته وحكمته وحمده ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له في ألوهيته وربوبيته وفضله ورفده ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ، خير داع إلى هداه ورشده ، اللهم صل وسلم وبارك على محمد ، وعلى آله وأصحابه وأتباعه وجنده . أما بعد : أيها الناس ، اتقوا الله تعالى ، فإن تقوى الله خير لباس وزاد ، وأفضل وسيلة إلى رضى رب العباد ، قال تعالى : { وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا }{ وَيَرْزُقْهُ مِنْ
 حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ }
Hadirin rahimakumullah !
Marilah kita bersama menambah dan meningkatkan taqwa kita kepada Allah Ta’ala,  kita usahakan sekuat tenaga kita agar semakin hari semakin baik dan semakin meningkat ketaqwaan kita kepada Allah Taa’la, agar kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung, tidak tergolong orang-orang yang tertipu dan merugi.
Taqwa adalah pakaian terbaik yang dipakai oleh seorang manusia. Semahal dan sebaik apapun baju yang dikenakan seseorang, tetapi jika dia tidak memakai pakaian “ taqwa” maka cela dan cacatnya akan tetap tampak dan kelihatan kemanapun dia pergi dan dimanapun dia berada. Tetapi jika seseorang berpakaian dengan pakaian taqwa, dalam arti dia selalu dalam  taat kepada Allah Ta’la dan selalu menjaga dirinya agar tidak berbuat maksiyat, maka dia akan selalu terlihat indah dan  menyenangkan jika dipandang, meski baju yang dipakainya jelek.
ولباس التقوى ذالك خير
Dan taqwallah juga sebaik-baiknya bekal yang dibawa seseorang dalam perjalanan panjangnya,  perjalanan dunia hingga perjalanan akhirat.
Bekal uang dan harta, hanya  berlaku  dan berguna di dunia saja, tetapi diakhirat tidak ada gunanya. Di akhirat sana bekal yang berguna hanyalah taqwa.
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىوَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ (197)
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”
Dan  dengan taqwa seseorang bisa mendapat ridho Allah Ta’ala.
Faedah atau buah dari taqwa antara lain :
1. Terlepas dari kesulitan dan kesusahan, Allah Ta’ala berfirman :
{ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا }
2. Mudah mendapatkan rizki dari semua jalan usaha, Allah Ta’ala berfirman :
{ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ }
3. Dimudahkan semua urusannya, baik urusan dunia maupun akhirat, Allah Ta’ala berfirman :
{ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا }
4. Diampuni dosa dankeburukannya dan diberikan
pahala  yang besar.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا }
5. Diberikan ketajaman insting dan ketajaman berfikir yang benar, sehingga bisa membedakan antara yang hak dan yang bathil, dengan kata lain diberikan ilmu yang manfaat, di  hapusnya dosa dan keburukannya, dan mendapat anugerah yang besar dari Allah Ta’ala.
{ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ }
Taqwa yang begitu besar faedah dan buah yang dipetik , Intinya adalah mengerjakan perintah Allah Ta’ala, menjahui laranganNya,  taubat yang murni, keluar dari semua macam dosa, selalu berserah diri kepada Sang Maha Pencipta, Allah Ta’ala dalam segala urusan, memenuhi kewajibannya kepada Allah Ta’ala, dan kepada sesama makhluk. Yang kesemuanya didasari ikhlas semata-mata diniatkan ibadah kepada Allah Ta’ala
Adapun tandanya orang yang bertaqwa sebagaimana yang diterangkan para ulama’ antara lain ialah: bahwa orang yang taqwa  - mempunyai  aqidah yang benar untuk landasan keimanannya,  aqidah yang bersih dari bid’ah dan penyimpangan,
- melaksanakan syari’at islam dengan baik dan sempurna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar