بسم
الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي من على من شاء من عباده بهدايتهم للايمان – وكره اليهم الكفر
والفسوق والعصيان- واشهد ان لااله الا الله وحده لا شريك له، تفرد بالكمال والجلال
والعظمة والسلطان – وأشهد ان محمدا عبده ورسوله المبعوث الى كافة الانس والجان – فبلغ
رسالة ربه وبين غاية البيان – اللهم فصل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله واصحابه الذين
جاهدوا في الله حق جهاده حتى نشروا العدل والامن والايمان
( اما بعد ) ايها المسلمون ! اتقوا الله تعالى واحذروا المعاصي فإن لها أثرا
سيئا على العاصي وعلى المكان والسكان
Hadirin jama’ah
jum’ah
Marilah kita
bersama menambah dan meningkatkan taqwa kita kepada Allah Ta’ala, menambah keta’atan dan kepatuhan kita perintah-perintahNya dan dan takut berbuat maksiat, takut melanggar peraturan atau syari’at Allah
Ta’ala. Kenapa ? karena perbuatan maksiyat pasti ada bekas dan berpengaruh
buruk bagi pribadi pelakunya, berpengaruh kepada lingkungan dimana dia berada,
dan juga kepada orang di sekitarnya.
Hadirin rahimakumullah
!
Akibat buruk dari
perbuatan buruk atau maksiyat bagi pelakunya
bisa terjadi di dunia dan akhirat.Akibat buruk di akhirat adalah siksa yang
sangat menyakitkan dan macam-macam kesulitan dan kesusahan di akhirat. Sedangkan
akibat buruk maksiyat atau dosa yang terjadi di dunia antara lain :
1.Pertama Berkurangnya rizki, sulitnya mencari kebutuhan hidup, sulitnya mencari sandang-pangan. Sebagaimana
disebutkan dalam hadist :
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْعَبْدَ لَيُحْرَمُ
الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ ( رواه احمد في مسنده)
Diriwayatkan dari Tsauban, beliau berkata, bersabda
Rasulullah SAW. “ sungguh seorang hamba itu terhalang rizkinya sebab dosa
yang diperbuatnya”
Hadist ini jelas menunjukkan bahwa karena dosa yang di
perbuat seseorang dapat berakibat berkurangnya rizki, berakibat sulitnya mencari nafkah, hidupnya selalu
dirudung kefekiran , kemelaratan dan serba kekurangan.
2. Akibat buruk yang kedua adalah terjadinya
musibah yang menimpa kepada pelaku maksiyat. Musibah dalam bentuk apapun, apakah
itu berupa sakit, kecelakaan, kerugian dalam usaha dan lain sebagainya. Sebagaimana disebutkan dalam hadist yang
diriwayatkan Imam Muslim, dari Abu Sa’id dan Abu Huroiroh RA. “Rasulullah bersabda: :
عن ابي سعيد وأبي هريرة أنهما سمعا رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم يقول : ' ما
يصيب المؤمن من وصب ولا نصب ولا سقم ولا حزن حتى الهم يهمه إلا كفر به من سيئاته
' .) مسلم(
“ Tidaklah
menimpa seorang mu’min sakit, payah, penyakit, sedih hingga susah (memikirkan
sesuatu yang akan dihadapinya) kecuali
dengan musibah itu dilebur darinya dosa-dosanya.”
Hadist tersebut berarti menunjukkan bahwa terjadinya
sakit, susah, payah, penyakit dan sebagainya adalah akibat dari perbuatan
maksiyat yang pernah dilakukan seseorang.
Hadirin rahimakumullah !
Karena itu jika merasa rizkinya seret datangnya, atau
merasa selalu dirudung susah dan musibah maka perbanyaklah istighfar, mohon
ampun kepada Allah Ta’ala atas dosa-dosa yang telah diperbuatnya.Sebagaimana
dikatakan para ulama’:
أكثروا من الاستغفار، فإن الاستغفار سبب في محو الخطايا ورفع الدرجات وسبب في
استجلاب الأرزاق،وسبب في دفع المصائب عن العبد
Perbanyaklah istighfar, karena
istighfar menjadi sebab dileburnya dosa, diangkatnya derajat, menjadi sebab
datangnya rizki dan terhindar dari musibah.
Hadirin rahimakumullah !
Jika ada orang bertanya : bahwa si fulan itu ahli
maksiyat, suka mengerjakan dosa, bahkan semua dosa besarpun sudah dilakukannya,
tetapi ternyata dia aman-aman saja, segar-bugar, hidupnya bergelimang
kesenangan harta dan kemewahan dunia, tidak pernah tertimpa musibah, apa-apa
yang menjadi keinginan hawa nafsunya selalu tercapai.
Jika ada orang seperti itu, maka ketahuilah bahwa orang
seperti itu adalah hamba yang sangat dibenci Allah Ta’ala, dia sengaja
dibiarkan, apa yang menjadi maunya dituruti, agar dia semakin jauh terjerumus
dalam kubangan dosa dan kedholimannya, agar semakin congkak dan
menyombongkan diri. Tetapi jika sudah
tiba waktunya, maka Allah mengambilnya dan menumpahkan siksa yang amat
pedih dan amat menyakitkan, dan tidak akan melepaskannya sekejap pun.
Sebagaimana di sebutkan dalam hadist yang diriwayatkan dari Abu Musa al
Asy’ari, Rasulullah SAW. Bersabda :
عن أبي موسى قال قال
رسول الله {صلى الله عليه وسلم} إن الله عز وجل لَيُمْلِيْ للظالم فإذا أخذه لم يُفْلِتْهُ
ثم قرأ ( وكذلك أَخْذُ رَبِّكَ إذا أخذَ الْقُرَى وهي ظالمة ٌ إن أَخْذَهُ أَلِيْمٌ
شديد ) سورة هود
“
Sesungguhnya Allah Azza waJalla menmberikan tempo kepada seorang dholim (
dibiarkan dalam kedholimannya, tidak diperingatkan dengan balak atau musibah)
tetapi jika (sudah tiba waktunya ) maka Allah meng-adzabnya, dan tidak akan
melepaskannya”. kemudian Nabi membaca ayat
102 dalam surat Hud : “Dan begitulah
azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat
dzalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah
sangat pedih lagi keras. “
Dan sebaliknya jika ada orang yang amalnya baik, tidak
pernah berbuat maksiyat, misalnya Nabi atau orang yang jelas kesalehannya,
tetapi kenapa dia mendapat musibah ?
Jawabnya ialah: bahwa musibah yang mengenai orang yang
tidak punya dosa, tidak pernah berbuat dosa bukanlah siksa atau adzab tetapi
semata-mata ujian untuk menambah dan meningkatkan derajat dan kemulyaannya di
sisi Allah Ta’ala.
3.
Akibat buruk yang ketiga dari maksiyat adalah lahirnya maksiyat-maksiyat baru akibat maksiyat yang lalu yang sudah
dikerjakan. Dengan kata lain, maksiyat akan melahirkan maksiyat baru hingga maksiyat itu menjadi bertumpuk-tumpuk.
Allah Ta’ala berfirman :
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا [الشورى:40].
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa”.
قال أبو الحسن المزين: الذنب عقوبةُ الذنب. والحسنةُ
بعد الحسنةِ ثوابُ الحسنة ِالأولى.
Abu Hasan al Muzayyin berkata :“ Dosa baru adalah
balasan dosa lama, dan kebaikan kedua adalah balasan kebaikan pertama”
Artinya, dosa apabila tidak segera ditaubati maka akan
beranak-pinak melahirkan dosa-dosa baru, begitu seterusnya, sehingga dosa itu
semakin banyak dan berumpuk-tumpuk. Dan akhirnya bisa mengakibatkan akibat
buruk yang keempat yaitu menjadikan buta hati, sehingga hatinya keras
bagaikan batu, tidak bisa membedakan yang haq dan yang bathil, tidak bisa
menerima nasehat baik , sehingga semua yang dikerjakannya hanya berdasar
syahwat nafsunya, apa yang dia inginkan dia kerjakan, apa yang dia ingin
katakan dia katakan, tanpa melihat baik atau buruk, pantas atau tidak pantas.
Hatinya sudah tertutup karat tebal akibat dosa dan maksiyat yang telah
dikerjakannya. Allah Ta’ala berfirman :
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (14)
Sekali-kali
tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati
mereka.
Akibat buruk
perbuatan maksiyat, bukan hanya mengenai pelaku maksiyat saja. Bahkan akibat
buruk itu bisa juga menimpa orang dan masyarakat disekitarnya.
عن المعرور بن سويد قال سمعت أم سلمة تقول سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم
يقول : ( إذا ظهرت المعاصي في أمتي عمهم الله بعذاب ) قلت : يا رسول الله أما في الناس
يومئذ ناس صالحون ؟ قال : ( بلى ) قلت : فكيف يصنع أولئك ؟ قال : ( يصيبهم ما أصاب
الناس ثم يصيرون إلى مغفرة من الله ورضوان) رواه الطبراني
“Apabila maksiyat telah merata melanda pada ummatku maka
Allah meratakan adzab kepada mereka, “ saya bertanya : “ Ya Rasulallah tidakkah
diantara mereka pada waktu itu masih ada orang-orang yang baik ?” Rasul
menjawab :”ya”, saya bertanya :”apa yang terjadi pada mereka “ menimpa kepada
mereka (adzab) sebagaimana yang menimpa manusia (pada umumnya), tetapi (di
akhirat nanti orang yang baik yang tidak ikut maksiyat ini ) mendapat maghfiroh
dan ridho dari Allah “.
Dari hadist tersebut jelas menunjukan bahwa akibat buruk
perbuatan maksiyat yakni berupa adzab dunia tidak hanya menimpa pelaku maksiyat
saja , tetapi bahkan menimpa orang-orang yang tidak berdosa.
Hadirin
rahimakumullah !Akibat buruk maksiyat tidak hanya
mengenai manusia, tetapi juga mengenai
tempat dimana maksiyat itu terjadi dan di kerjakan, sehingga kawasan yang
dipenuhi tindak kejahatan maksiyat itu menjadi tidak nyaman di diami,
kesuburannya hilag, banyak terjadi wabah penyakit yang melanda manusia dan
hewan, hasil bumi atau panennya sedikit. Semua itu akibat buruk maksiyat. Allah
Ta’ala berfirman :
ظَهَرَ الْفَسَادُ
فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي
النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
(41) الروم
“Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali” (ke jalan yang benar).
Hadirin
rahimakumullah !
Karena itu
tiada lain, agar kita selamat-sentosa dunia dan akhirat adalah jangan sembrono
meninggalkan perintah-perintah Allah Ta’la, dan jangan meremehkan
maksiyat, jangan sembrono mengerjakan maksiyat kepada Allah Ta’ala.
Dan kita tegakkan amar-ma’ruf nahi mungkar,
tolong-menolong dalam kebaikan dan dalam taqwa kepada Allah Ta’ala.
والله سبحانه
وتعالى يقول, وبقوله يهتدي المهتدون, وإذاقرئ القرآن فاستمعوا له وأنصتوا لعلكم ترحمون.
أعوذ با لله من الشيطان الرجيم. وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آَمِنَةً
مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ
اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
(112)
با رك الله
لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم, إنه هو البر
الرؤف الرحيم.
خطبة
في الحث على التقوى وبيان حدها وفوائدها
الحمد لله المتفرد بعظمته وكبريائه ومجده ، المدبر للأمور
بمشيئته وحكمته وحمده ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له في ألوهيته وربوبيته
وفضله ورفده ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ، خير داع إلى هداه ورشده ، اللهم صل وسلم
وبارك على محمد ، وعلى آله وأصحابه وأتباعه وجنده . أما بعد : أيها الناس ، اتقوا الله
تعالى ، فإن تقوى الله خير لباس وزاد ، وأفضل وسيلة إلى رضى رب العباد ، قال تعالى
: { وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا }{ وَيَرْزُقْهُ مِنْ
حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
}
Hadirin rahimakumullah !
Marilah
kita bersama menambah dan meningkatkan taqwa kita kepada Allah Ta’ala, kita usahakan sekuat tenaga kita agar semakin
hari semakin baik dan semakin meningkat ketaqwaan kita kepada Allah Taa’la,
agar kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung, tidak tergolong
orang-orang yang tertipu dan merugi.
Taqwa
adalah pakaian terbaik yang dipakai oleh seorang manusia. Semahal dan sebaik
apapun baju yang dikenakan seseorang, tetapi jika dia tidak memakai pakaian “
taqwa” maka cela dan cacatnya akan tetap tampak dan kelihatan kemanapun dia
pergi dan dimanapun dia berada. Tetapi jika seseorang berpakaian dengan pakaian
taqwa, dalam arti dia selalu dalam
taat kepada Allah Ta’la dan selalu menjaga dirinya agar tidak berbuat
maksiyat, maka dia akan selalu terlihat indah dan menyenangkan jika dipandang, meski baju yang
dipakainya jelek.
ولباس التقوى ذالك خير
Dan taqwallah juga sebaik-baiknya
bekal yang dibawa seseorang dalam perjalanan panjangnya, perjalanan dunia hingga perjalanan akhirat.
Bekal uang dan harta, hanya berlaku
dan berguna di dunia saja, tetapi diakhirat tidak ada gunanya. Di
akhirat sana bekal yang berguna hanyalah taqwa.
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىوَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ (197)
“Berbekallah, dan
sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang
yang berakal”
Dan dengan taqwa
seseorang bisa mendapat ridho Allah Ta’ala.
Faedah
atau buah dari taqwa antara lain :
1.
Terlepas dari kesulitan dan kesusahan, Allah Ta’ala berfirman :
{ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا }
2. Mudah mendapatkan rizki dari semua
jalan usaha, Allah Ta’ala berfirman :
{ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ }
3. Dimudahkan semua urusannya, baik
urusan dunia maupun akhirat, Allah Ta’ala berfirman :
{ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا }
4. Diampuni
dosa dankeburukannya dan
diberikan
pahala yang besar.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ
لَهُ أَجْرًا }
5. Diberikan ketajaman insting dan
ketajaman berfikir yang benar, sehingga bisa membedakan antara yang hak dan
yang bathil, dengan kata lain diberikan ilmu yang manfaat, di hapusnya
dosa dan keburukannya, dan mendapat anugerah yang besar dari Allah Ta’ala.
{ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ
لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ
ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ }
Taqwa yang begitu besar faedah dan buah yang dipetik , Intinya adalah
mengerjakan perintah Allah Ta’ala, menjahui laranganNya, taubat yang murni, keluar dari semua macam
dosa, selalu berserah diri kepada Sang Maha Pencipta, Allah Ta’ala dalam
segala urusan, memenuhi kewajibannya kepada Allah Ta’ala, dan kepada sesama
makhluk. Yang kesemuanya didasari ikhlas semata-mata diniatkan ibadah kepada Allah
Ta’ala
Adapun tandanya orang yang bertaqwa sebagaimana yang diterangkan para
ulama’ antara lain ialah: bahwa orang yang taqwa - mempunyai
aqidah yang benar untuk landasan keimanannya, aqidah yang bersih dari bid’ah dan
penyimpangan,
- melaksanakan syari’at islam dengan baik dan sempurna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar