Senin, 15 Oktober 2012

Novel : Arti Cinta 9



SEMBILAN ( ˘ ³˘)♥
Cuaca siang hari ini terasa gerah sekali. Padahal kipas dan jendela kamar sudah ku nyalakan dan di buka. Tapi entah mengapa masih terasa gerah hingga membuat konsentrasiku bubar mengerjakan tugas . pasalnya sudah seminggu lagi akan ujian kenaikan kelas. Sedangkan tugas ku masih banyak yang belum kelar. Yah, seminggu menjelang ujian guru-guru memang gila-gilaan member tugas. Padahal sudah mau ujian. tapi masih saja tugasnya bejibun. Sumpek gila jadinya. Bahkan Minggu siang kali ini lebih ku manfaatkan untuk mengerjakan tugas daripada bermain. Cukup melelahkan memang. Apalagi minggu siang kali ini terasa terik sekali. Membuatku kegerahan dan ingin menikmati makanan yang seger-seger.
Teringat akan yang seger-seger. Tiba-tiba aku teringat penjual es puter yang jualan tak jauh dari rumahku. Mungkin hanya sekitar 5 menitan menggunakan motor. Akupun mencari mas Revan untuk memintanya mengantarkanku Beli es.
“ Mas, anterin belie s puter dunk di daerah pangsud” pintaku manja
“ Aduh dek sorry banget. Mas Revan mau mandi dulu nih. Mas Revan sudah ada janji sama Mia ntar lagi. Ntar kalau telat kan enggak enak” tolak Mas Revan
“ ya Ampun mas, bentaran duank”
“aduh sorry dek, beneran deh. Keburu telat” tolak mas Revan sekali lagi yang membuatku kecewa. Tanpa basa-basi lagi aku langsung meninggalkan mas Revan yang telah bersiap-siap untuk mandi.
Sumpah demi apa deh, Mas Revan yang biasanya penurut dan penyayang banget sama adeknya kali ini seperti itu. Justru mementingkan orang lain yang tak lain adalah sahabatku sendiri. Menyebalkan banget. Penting mana sih sebenarnya. Aku sebagai adeknya atau Mia yang orang. Benar sih pacarnya, tapi tak bisakah mengantarkanku hanya sebentar saja?
Dengan perasaan yang masih berapi-api, akhirnya aku memutuskan untuk pergi sendiri ke pangsud untuk membeli es puter sesuai keinginanku. Ku ambil sepeda gunung milik Mas Revan yang dulu dia pakai ketika masih SMP. Dengan hati kecewa dan masih emosi, ku gayuh sepeda gunung tersebut yang sudah tampak sedikit buluk. Sesampai ditempat yang dituju. Aku memesan beberapa bungkus untuk ku nikmati di rumah. Dan tanpa perlu menunggu lama, es puter yang ku inginkanpun telah ku peroleh.
Namun sungguh sial kali ini. Saat dalam perjalanan pulang, sepeda gunung yang kunaiki tiba-tiba los. Akupun berhenti di tepian jalanyang dingin. Ku coba memperbaiki rantai jeruji besi yang los itu. Dan ku coba untuk memperbaikinya. Semakin membuat hatiku panas dan emosi di siang hari ini.  Berulang kali kucoba untuk memperbaikinya. Namun tetap saja gagal. Dengan putus asa dan bingung, akhirnya aku duduk terlebih dahulu ditepian jalan bersama sepedaku yang masih los. Harus kemanakah aku mencari bengkel? Tlpn papa atau mama enggak mungkin juga. Beberapa jam yang lalu mereka baru berangkat ke rumah tanteku yang di Surabaya. Akupun semakin kebingungan harus mencari bantuan kemana. Ingin rasanya aku menangis waktu itu. Namun kutahan.
Tiba-tiba, terlintas dipikiranku untuk menghubungi Excell. Kali aja dia lagi gak sibuk
“Cell.. lo dimana?” tanyaku langsung ketika telpon diangkat. Masih dengan nada panik.
“ada apa cha? Aku lagi maen di rumah Nino nih”
“ aduh, jauh gak dari pangsud? Kalau gak jauh bisa gak lo kesini bentaran aja. Sepeda aku los nih. Bingung” kataku bertubi-tubi dan mulai terisak karena kebingungan.
“ loh cha, kamu dimana? Tenang dulu yah, aku kesana bentar lagi. Tenangin diri kamu” balas Excell yang tampaknya panik juga disebrang telpon sana.
“ Hks, hks. Kalau jauh dari rumah Nino enggak apa deh cell. Biar ntar aku cari bantuan orang lain aja”
“ enggak kok deket cha, gue kesana bentar lagi. Tungguin ya” kata Excell yang di ikuti dengan telpon yang terputus.
Akupun mulai sedikit tenang karena Excell bakalan datang untuk membantuku. Namun sudah hampir setengah jam Excell tak kunjung tiba. Masak iya kena macetkah? Pikiranku semakin tak karuan dan rasa khawatir menyergapku lagi.
Ku coba menelfon Excell lagi untuk memastikan dimana keberadaannya. Namun belum sempat telpon diangkat, tampak motor Gp merah milik Excell mendekat kearahku. Syukurlah dia sudah datang.
“Loh cha, gimana ceritanya kamu bisa ada disini? Sendirian pula” tanya Excell yang tampak panik.
“ tadi aku mau beli es, trus gak ada yang mau nganter. Yudah deh beli sendiri. Eh gak taunya sepeda malah los” terangku pada Excell. Terang saja kalau  sepedanya los. Ya wajar sih, orang sepeda ini sudah lama enggak di gunakan.
“ gitu kenapa enggak telpon aku aja?” tanya Excell sembari mulai mengecek sepedanya “emang Mas Revan kemana?”
“ tau tuh nyebelin banget. Masak ia gak mau anterin aku gara-gara takut telat ketemu sama Mia. Nyebelin banget tau enggak”
“ohhh gitu, ya mungkin saja mereka ada acara cha”  terang excell menenangkanku
“tetep aja nyebelin” keluhku sembari membantu Excell memegangi sepeda.
Beberapasaat kemudian, sepedaku kini sudah bisa digunakan kebali. Excell mengantarkanku pulang dengan menggandeng alias menggeretku sembari bersepeda.
“gak mau masuk dulu cell?” tanyaku pada Excell
“enggak deh cha, enggak enak sendiri gak ada orang dirumahmukan?”
“iya sih hehhehe. Eh, btw thanks banget yah. Emangtadi rumah Nino dimana?” tanyaku dengan sedikit basa basi.
“hehehe, di daerah ranu yoso” terang Excell
“ ha? Katamu deket. Kan jauh cell dari pangsud. Gitu bilangnya deket. Bisa jadi 45 menit kalau perjalanan normal. Palingan tadi ngebut ya?” tanya ku menyelidik
“ hehehehe iya sih, kan kasian  ntar kamunya kalau kelamaan malah nangis lagi. Hahahaha” ledek Excell
“ huu,,, sialan kau”
( ˘ ³˘)♥

Tak terasa Azka sudah resmi lulus dari sekolah ku. Pertanda dia sudah mungkin tidak akan pernah datang kesekolah lagi. Dan itu membuat hari-hariku terasa sepi. Dengar-dengar Azka menjadi lulusan terbaik no 3 sekotaku. Itu tandanya berarti dia lulus. Dengan nilai baik pula. Syukurlah. Dan menurut berita yang beredar, dia telah diterima di PTN favorit dikotaku. Sedangkan dengan Mas Revan juga begitu pula. Dia telah diterima di PTN yang di inginkannya. Dan itu membuat Mas Revan semakin sibuk pula. Sudah seminggu terakhir ini dia jarang dirumah untuk mengurus berkas-berkas yang harus dilengkapi untuk kampusnya. Semakin sepii bnaget rumah tidak ada dia.
Seperti yang sedang ku rasakan saat ini dikantin sekolah bersama Mia. Tersa sepi banget tidak bisa mendapati Azka lagi. Apalagi besok senin sudah ulangan  kenaikan kelas. Pertanda aku harus belajar lebih giat lagi untuk masuk dijurusan yang ku inginkan.
“ Kok sepi gini yah?” tanyaku pada Mia yang tengah asik makan Mie Baksonya
“ sepi? Orang rame gini loh. Kamunya aja paling yang gitu. Soalnya udah gak ada Azka lagi disekolah. Jadi merasa kesepian deh” tukas Mia lemah lembut
“ Iya kali yah “
“ iya iyalah.. mau apa lagi? Tuh kan kamunya jadi patah hati lagi?? Udah dibilang jangan ngarep terlalu sekarang patah hati lagi deh jadinya”
“ iya sih Mia. Tapi rasanya enggak rela banget dia udah lulus dari sini.
Jadi ga bisa ketemu lagi. Kamu maintain nomernya dunk ke Mas Revan dia kan temennya. Paling enggak Mas Revan nyimpen nomermya. Yayayayaya?” pintaku sedikit memaksa
“yee.. bisa dibunuh aku cha sama Mas kamu. Lah wong aku ceweknya ngapa pula aku minta nomer cowok lain. Lah knapa enggak kamu sendiri aja yang minta? Kan adeknya!!”
“ya malu lah Mia… dikira ada apaan lagi”
“ hey.. ada neng ocha. Boleh gabung neng?” Tanya Nico yang tiba-tiba entah dari mana munculnya. Yah, beberapa terakhir ini dia memang sering menghubungiku. Sepertinya dia ada itikat untuk mendekatiku.
“ oh, boleh. Silahkan” kataku mempersilahkan. Terang saja aku tak dapat menolaknya. Kantin ini merupakan tempat umum. Jadi siapa saja bisa menggunakannya.  Tampak Nico yang berusaha menarik perhatianku dengan  mengajakku bercanda dan ngobrol dengan asyik. Membuatku sedikit lupa akan hari-hariku yang sepi tanpa adanya Azka. Ternyata Nico orangnya cukup asyik untuk di jadikan teman ngobrol.
( ˘ ³˘)♥
Besok merupakan hari terakhir ujian Akhir. Namun entah mengapa semangat belajarku semakin menurut. Seolah kehilangan arah dan terbebani sesuatu hal yang sangat berat. Namun entah apa. Membuat pikiranku semakin jenuh akan semua.
Ku tutup buku materi untuk ulangan besok dan aku segera bergegas untuk berdiri dari meja belajarku. Pikiranku terasa jenuh sekali seolah tak bisa mengolah lagi apa yang aku pelajari. Sehingga aku memutuskan untuk Chat saja Di Ym. Sapa tau ada Reza yang lagi On.
Namun di luar dugaanku. Kali ini Reza tidak On seperti yang aku harapkan. Padahal biasanya dia selalu hadir kapanpun saat aku menginginkanya. Namun tidak kali ini. Kemana perginya dia. Apakah dia sedang memiliki kesibukan? Ataukan memang aku yang sudah jarang on sehingga membuatnya jarang On juga? Ya, memang beberapa minggu terakhir ini aku sangat jarang sekali on. Bahkan untuk tegur sapa dengan Reza saja sudah jarang. Akhirnya ku urungkan niatku untuk chat. Membuat mood ku hilang seketika ketika tidak mendapati Reza di YM. Dan kuputuskan untuk bersantai saja di ranjang sembari mendengarkan music. Tiba-tiba Hpku berbunyi. Pertanda ada panggilan masuk.
Ku lirik layar Hpku. Ternyata dari nico. Dan ku angkat telpon dari Nico. Akhir-akhir ini aku memang semakin dekat dengan dia. Ternyata dia cukup menarik juga. Dan jujur saja, dia mampu mengalihkan perhatianku akan Azka. Dan aku senang, dia bisa mengisi hari-hariku yang terasa Hampa dengan canda tawanya yang sering menyapaku walau hanya sekedar dari sms, hp, ataupun saat istirahat.
“ Hallo..” spaku
“hai cha.. ganggu gak nih?” Tanya Nico basa-basi disebrang telpon
“enggak sih. Ada apa”
“ hehehe, gak ada apa-apa sih. Cuma pengen denger suara kamu aja. Eh besok pulang sekolah ikut yuk ke café bean. Besok kan udah terakhir ulangan tuh. Aku teraktir deh?” pinta Nico
“ em.. gimana ya? Lihat besok deh ya” jawabku terus terang aku masih belum tau. Karena besok belum tau juga jadwalku kemana. Takutnya sudah ada janji atau gimana. Pembicaraan kamipun berlanjut ke berbagai hal. Mulai dari hal yang tidak penting sampai curcol pun kami bicarakan. Diam-diam Nico telah mencuri hatiku.
( ˘ ³˘)♥

“eh, gimana? Ntar jadikan?” Tanya Nico pagi ini saat aku baru sampai ruang ujian. . Yah, dalam Semester kali ini aku dan Nico memang satu ruangan. Walaupun tidak duduk sebangku, namun membuat intensitaf kedekatan kami semakin terlihat.
“em.. boleh. Tapi bentar aja yah kak” kataku mengiyakan ajakan Nico. Toh hari ini merupakan ulangan semester terakhir. Mulai senen besok sudah mulai class meat yang biasanya diisi dengan remedial anak-anak yang nilainya masih dibawah KKM.
            Ujian hari ini berlanjar cukup lancar. Beruntung semalam aku sempat belajar walaupun tidak terlalu banyak. Jadi masih bisa mengerjakan soal-soalnya dengan baik yang InsyaAllah benar.
“ eh cha, jadi mau ke tempat Mia gak?” Tanya Excell saat keluar ruangan ujian. yah, ujian kali ini aku dan Excell memang berbeda ruangan.
“ em.. kayaknya enggak deh cell. Aku udah kadung ada janji nih” balasku ke Excell
“ Emang janji sama siapa? Katanya mau lihat Mia latihan Teater buat pementasannya” Tanya Excell menyelidik
“ aduh, tapi maaf banget deh kali ini. Next time aja yah. Senin mungkin. Hari ini aku ada janji sama Nico. Aku duluan yah” pintaku undur diri setelah Nico mengerim pesan singkat padaku
“ cha,,,” panggil Excell di belakangku yang tak kuhiraukan lagi karna Nico telah menunggu di gerbang sekolah. Dengan langkah lebar aku melangkah menuju gerbang sekolah. Tampak disana Nico telah menunggu dengan motornya.
Sesuai dengan rencana, aku dan Nico menuju ke café yang di maksud oleh Nico. Dan tentunya pulang juga bareng sama Dia. Bukan sama Excell lagi. Yah, akhir-akhir ini aku memang lebih sering pulang bareng Excell karena arah kami searah. Sedangkan biasanya kalau berangkat Papa yang mengantarkanku kesekolah.
“ cha.. mau pesan apa? “ Tanya Nico sesampai di café yang kita tuju
“ terserah deh kak. Ngikut aja” kataku ramah
Nicopun memesankaku makanan. Setelah memesan pesanan kami, aku dan Nico ngobrol berbagai hal yang diwarnai dengan canda tawa kami. Ternyata dia orangnya gokil juga. Dan ternyata dia romantic juga. Membuatku tersentuh saja ketika mengetahui bahwa dia memesankanku sebuah cake berbentuk hati yang mungil. Membuatku sayang untuk memakannya. Udah gitu dia perhatian pula. Benar-benar cowok idaman. Perhatian banget. Ehh
( ˘ ³˘)♥
Setelah pertemuanku dengan Nico yang terakhir kali itu, ternyata membekas dihatiku. Entah mengapa, seolah membuatku selalu tersenyum seperti malam hari ini dan membuatku lupa akan kesepianku dari Azka Denies. Ah.. apa ini? Apakah ini cinta? Tapi begitu cepatkah? Belum genap sebulan aku dekat dengan Nico, tapi dia sudah mampu membuatku tak karuan. Perasaanku seperti meletup-letup bagaikan pop corn. Mungkinkah iya ini cinta? Entahlah
Yang jelas aku sangat menikmati hubunganku saat ini dengan Nico. Seorang capten basket yang bertubuh jangkung itu mampu membuat hidupku lebih berwarna lagi.
Ah, selesai sudah ulangan semester kali ini. Membuatku seolah bebas dan leluasa untuk melakukan segala hal yang ku inginkan
Ku nyalakan PC komputer dikamarku. Dan ku buka YM ku. Semoga saja ada Reza. Aku ingin menceritakan tentang Nico dan sudah lama aku tidak chat dengannya. Membuatku sedikit kangen dengan Reza. Beruntung ternyata dia On juga.
Aku: haiii.. long time not see you.. make me miss you guys
Reza : hahahaha really? Me too cha J
Reza : how are you? How about ur exam?
Aku : fine. U?
Aku : Im happy now J
Reza : really? Bukankah terakhir kita chat kamu bilang sedih gara-gara di tinggal pujaan hatimu itu? J
Aku : hahha iya, tapi sekarang sudah enggak lagi. Did you know?
Reza : no !! tell me please
Aku : oke
Aku: akhir-akhir ini aku dkat sama seseorang
Reza: oh ya?
Aku : ya.. dia kakak kelasku. Selama ujian kemarin dia satu ruangan denganku
Reza : ow..
Aku : tadi aku habis keluar sama dia
Reza : hmm..
Aku : ternyata orangnya asik. Ngegemesin pula
Reza : boneka kali..
Aku : tapi benar-benar lucu rez..
Reza : iya iya.. percaya deh sama kamu cha J
Aku : Senyumannya sungguh indah. Sepertinya dia berusaha mendekatiku
Reza : sebaiknya kamu berhati-hati
Aku : Why?
Reza : tidak semua cowok baik
Aku : I see.. but dia perhatian banget. Sungguh buat aku happy hari ini.

Semalam suntuk aku habiskan untuk chat dengan Reza. Tampak antara kami saling berdiskusi dan tukar pikiran. Tapi ada yang aneh dari Reza kali ini. Dia tampak begitu dingin. Apakah dia chat sembari melakukan sesuatu? Entahlah. Yang jelas aku merasa ada yang berbeda dari dia.
( ˘ ³˘)♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar