Rabu, 10 Oktober 2012

Novel : Arti Cinta part II


DUA ( ˘ ³˘)♥
            Kriing.. kriing.. kriingg.. !!!
Argh.. suara jam bekerku berbunyi. Padahal mataku masih sangat sulit untuk di ajak kompromi. Secara, semalem baru bisa tidur jam 02.00 wib. Gara-gara asik nonton pertandingan sepak bola. Tapi, bunyi jam beker kesayanganku itu tetap memaksaku untuk membuka mata. Aku terbangun dari tempat tidurku dan ku raih jam beker kesayanganku itu. GILA!!! Mataku meloto seketika ketika melihat arah jarum jam telah menunjukkan pukul 06.10 wib.
Akupun langsung bergegas untuk siap-siap erangkat ke sekolah Dengan segalanya yang super-duper kilat. Maklum lah, perjalanan menuju kesekolah bisa memakan waktu mencapai 10-15 menit dari rumah. Itupun kalo enggak kena macet. Sedangkan bel masuk sekolah tepat jam 07.00 wib. Bahkan sarapan pagipun aku lakukan sembari memasang sepatu. Gila, bener-bener sial hari ini. Kalau sampai terlambat bisa-bisa kena hukum enggak boleh ikut satu jam pelajaran. Mana jam pertama ada ada pretest kimia lagi.
Usai segalanya siap, akupun bergegas berangkat sekolah. Kali ini aku memilih naik ojek daripada angkot. Pasalnya jalanan sudah mulai macet. Gak papalah, panas-panasan dikit. Dari pada telat dan kena teguran guru.
Beruntunglah Allah masih syang padaku. Aku tepat tiba di sekolah jam 06.55 wib. 5 menit sebelum bel masuk. Akupun langsung bergegas menuju kelasku.
“ Woy.. di tungguin dari tadi baru nongol. Telat lagi buk?? “ tegur Excell ketika aku berjalan menuju bangkuku.
“yailah cell, kayak enggak tau si Ocha aja. Semalemkan ada pertandingan, palingan juga begadang” celah Mia “atau mungkin gara-gara habis mimpi ditologin pangeran cakep” sindir mia sambil melirikku
“ ye, pada ngomong apaan sih” omelku sembari melototi Mia yang duduk disebelahku.
Sialan dia. Ember pula. Semaleman aku sempet telponan bareng si Mia buat flashback cerita tentang hal-hal indah serta impian indahku bersama si Azka. Dia emang pendengarku yang baik deh. . Dia salah satunya orang yang tau kalo aku diem-diem mengagumi sosok Azka Ben Casanino. Mia memang teman dekatku sejak SMP Hingga SMA pun kita bebarengan.
Beda ceritanya dengan Excell. Kita (aku dan Mia) mulai bersahabat dengan Excell sejak pertengahan kelas 2 SMP dulu. Berawal dari hukuman dari bu Asty, Guru b.indonesia yang lumayan kiler. Entah bagaimana cerita pastinya, akhirnya kita berteman hingga seperti ini.
Tapi Excell belum mengetahui tentang Azka. Aku yang meminta Mia untuk tidak menceritakan hal memalukan seperti ini. Kaya Gue enggak laku aja. Hahahaha tapi iya kali ya? Ehhh J
“ hu.. dasar lo.. untung tuhan masih sayang sama kamu. Coba kalo enggak, udah lewat kamu sama Pak Baskoro. Tau sendiri killernya tuh guru kimia” celoteh Excell tak ada hentinya mengingatkanku. Tapi itu sebenarnya menguntungkan juga untukku. Jadi ada yang bisa mengingatkanku meskipun kadang-kadang suka bikin boring. Hehe
( ˘ ³˘)♥
Suasana rumah tampak begitu sepi siang itu saat aku pulang sekolah bersama Mia. Kali ini Mia sengaja ikut di rumahku karena mau menggambil barangnya yang ketinggalan di kamarku sewaktu dia maen kerumah. Sekalian sambil maen di rumah. Soalnya nanti sore Mia mau ke EXPO budaya dan Pendidikan di daerah pattimura. Rencananya dia bakalan membantu organisasinya untuk turut meramaikan Expo Budaya dan pendidikan itu.
Berhubung pattimura itu lebih deket dari rumahku daripada rumah Mia yang kira-kira bakal menghabiskan waktu 25 menit untuk sampai di pattimura, jadi dia lebih memilih untuk menunggu sore itu tiba di rumahku, yang kurang lebih hanya akan membutuhkan waktu sekitar 10menit menuju daerah Pattimura.
“ Ah, sebel deh sama kakak kelas sok Artis  itu. Ganjen banget dia. Masak ia, tadi waktu di Gerbang dia Minta nebeng pulang bareng kak Azka. Alesannya sih enggak ada yang jemput. Hellow, naik angkot atau taksi kan bias. Please deh “ omelku marah-marah sambil merebahkan tubuhku yang sudah mulai lunglai setelah beraktifitas seharian.
“ Ya biasalah cha, namanya juga caper”
“ hahahaha tapi beruntung juga sih, tau gak Mia knapa? Soalnya Kak Azka enggak Nebengin dia. Hahaha kasian banget. Kak Azka malah menyuruh Jody buat nebengin si anak baru itu. Kasian banget deh tu cewek”
“Seneng deh kamunyakan?”
“ Ya seneng sih, tapi ngerasa sebel juga. Bias-bisa ntar Kak Azka ke gaet lagii sama dia”
“Patah hati deh kamunya” sambung Mia. Ih kejam banget sih dia. Malah dilanjutin segala lagi.
“dekk.. aku pinjem flasnya dong bentar” tiba-tiba mas Revan nyelonong masuk begitu saja tanpa permisi ke dalam kamarku “upss.. sory.. gue enggak tau kalo ada elo mia”
“ye…….mangkanya mas revan sih, jangan sembarangan nyelonong. Ketok pintu dulu kek” protesku turut menambahi rasa bersalah mas Revan.
“iya deh maaf”
“enggak papa kok kak..” sela mia seketika saat aku menyodorkan flasdisk permintaan mas Revan itu. Entah mengapa, Flash mas revan sedikit memiliki daya tarik tersendiri untukku setelah mempunyai history yang cukup indah untuk ku alamai dalam hidup.
“eh.. mau ikutan gak? Bentar lagi mas mau ke EXPO di pattimura” ajak mas Revan menawariku
“enggak ah males.. enakan juga di kamar. Pegel semua nih rasanya” tolakku sambil berekting menggeliatkan tubuhku di depan mas Revan. “mending ajak bareng Mia aja mas. Dia  juga buka stan disana bareng organisasinya”
“oh.. ya udah kalo gitu. Aq tunggu di bawah setengah jam lagi ya” pinta mas Revan sambil mohon undur diri
“sip okeh kak” jawabku mewakili Mia. Dan kak revanpun telah menghilang dari balik pintu kamarku.
“ihh Cha-cha, apaan sih lo. Gue kan jadi malu banget. Rese bnget sih” protes Mia sembari memukuliku dengan guling
“hahahaha Biarin”
“ eh, Btw.. lo tau enggak, denger-denger sih ntar Kak Azka ke Expo loh. Yakin nih enggak mau ikutan?” Tanya Mia menggodaku
“Ha?? Seriusan kamu?” tanyaku sedikit melotot.
“ iyah.. diakan mau perfom mainin piano buat acara pembukaan ntar” terang Mia. Ya, sedari dulu yang aku tau memang Azka menyukai hal-hal yang berbau music. Tapi aku enggak menyangka ternyata dia kali ini di undang untuk tampil di pembukaan EXPO nanti.
“wah, mau dong. Ikuuuuut” jawabku antusias banget
Segera aku berlari menghampiri kak Revan.
“ Ada apa dek?” Tanya kak Revan yang mendapatiku sesak nafas gara-gara habis lari saking antusiasnya.
“em.. enggak apa sih kak. Eh, kakak ntar bawa mobil mama enggak?” tanyaku sedikit basa basi
“ Sepertinya sih iya. Soalnya kakak mau bawa beberapa alat praga dan robot hasil rakitan kakak untuk EXPO nanti. Em, knapa emang?” Tanya kak Revan sedikit curiga
“oh.. enggak kenap-napa sih.. em.. kayaknya aku ikutan deh kak, bareng Excell juga. Bolehkan?” pintaku sedikit ngeles. Padahal aku dan Excell tak ada rencana untuk ke Expo bareng.
“ya udah kalo gitu siap-siap dulu sana mandi. Udah bau tau..”
Setelah kak  Revan telah menghilang dari pintu kamarnya, segera ku raih ponsel dan menghubungi Excell untuk mrngajaknya ke Expo bareng. Beruntung dengan sedikit paksaan dan rayuan maut, Excell mau turut serta ke Expo bareng. Hem.. padahal aku ngelakuin ini semata-mata biar bisa sma Azka. Hehehe...
( ˘ ³˘)♥
Expo Budaya dan Pendidikan kali ini tampak begitu ramai. Terlihat dari antusias oara pengunjung yang begitu membludak. Dan Juga Para penyelenggara yang ikut berpartisipasi di stan-stan mereka juga pada unjuk gigi dengan kreativitas yang heboh dan menarik. Mia sendiri turut serta keliling-keliling menuju stan-stan, sebelum akhirnya dia bakal bergabung dengan stannya sendiri.
Lokasi tempat pembukaan Expo pun juga telah ramai dihadiri para tamu undangan dan pengunjung. Aku sudah tidak sabar menunggu Azka tampil membawakan performa pertamanya di Indonesia. Yang menurut kabar sih, dia sudah beberapa kali perfom di London. Benar-benar malang nasibku yangtak tau kabar apapun tentanynya setelah dia pindah.
Acara akan segera dimulai, akupun mulai mencari lokasi yang tepat untuk menikmati pertunjukan yang akan dibawakan Azka sesaat lagi. Aku duduk di salah satu sudut terdepan dekat panggung pertunjukan bersama Excell. Sedangkan Mia dan Kak Revan telah sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
“ Cell, aku disini aja ya buat lihat opening cremnynya. Kalo kamu mau keliling buat lihat-lihat stan dulu juga ga apa. Masih capek nih belum rehat sama sekali habis pulang sekolah tadi” pintaku berbelit-belit mencari alas an. Padahal, sejatinya aku ke Expo hanhyalah untuk melihat pertunjukan piano Kak Azka.
Excell terdiam tanpa berekspresi. Di ikuti dengan duduk tepat disampingku. Sedikit merasa bersalah juga sebenarnya. Aku hanya mengajak Excell sebagai alas an atas alasanku. Mungkin Dia sebenarnya enggan datang kemari, namun akhirnya ikut karna keinginanku.
Akhirnya yang ditunggupun kini akan segera dimulai. Yah, Azka akan mulai membawakan perform pertamanya untuk unjuk gigi akan keahliannya bermain piano. Entah mengapa, walau Azka belum tampak di atas panggung, mendengar namanya saja di panggil sudah membuat jantungku berdetak tidak karuan. Di ikuti beberapa detik Azka naik ke atas Panggung mengenakan Blezer putih yang membuatnya tampak tampan dan semakin dewasa. Balutan blazer yang dia kenakan tampak rapih dan necis denagan celana putihnya.

Sungguh indah alunan nada yang terdengar ketika jari jemari Azka dengan lentiknya mulai memainkan pianonya. Tampak Azka dari kejauhan menikmati dan meresapi permainan piano tersebut. Akupun seolah terbius dan hanyut di dalam lantunan nada-nada tersebut. Aku yakin, tidak hanya aku saja yang merasakan hal seperti ini. Tapi puluhan bahkan mungkin ratusan orang yang berada disini  merasakan hal yang sama. Tampak dari mereka yang semulanya sedikit gaduh dengan pembicaraan disana-sini, kini mereka tampak hidmat menikmati lantunan nada yang mengalun dari piano yang dimainkan Azka.
Yah, dan diakhir opertunjukan tampak dari setiap orang bertepuk tangan dengan meriahnya. Membuat arena pertunjukan semakin ramai dengan gemuruh tepuk tangan dan pujian dari penonton. Azka memang pantas mendapatkannya atas apa yang telah dia pertunjukkan. Cukup menakjubkan dan memuaskan. Akhirnya, apa yang telah engkau dambakan kini mulai terlihat. Selangkah lebihmaju untuk menjadi pianis internasional. Yah, itu yang kutau. Gossip yang beredar ketika SMP dia memang mencintai dunia music dan pianis husunya.
“ Boleh juga tuh si Azka “ kata Excell membubarkan lamunan atas  ke kagumanku akan azka.
“ Bukan boleh juga, tapi emang keren banget tau “ protesku tidak teima 
 “ ah, iya deh. Emang keren  dasar cewek” celoteh Excell dengan sedikit bergumam tidak jelas
‘ apa katamu?” tanyaku penasaran
“ eh enggak, ayuk ah.. bosen liat acara pembukaan. Lihat-lihat stan yuk” ajak Excell tampak sedikt mengalihkan pembicaraan.
Akhirnya, kamipun memutuskan untuk berkeliling disekitar stan-stan. Tampak begitu bagus hasil dekorasi masing-masing stan yang beraneka ragam sesuai dengan tema dan budaya atau tradisi masing-masing stan. Apalagi setiap stan mendapat penilaian tersendiri dari dewan juri. Ini membuat mereka semakin bersemangat untuk menjadi yang terbaik. Ajang ini juga sangat baik untuk memperkenalkan dan mempertahankan budaya serta tradisi yang adadi Indonesia. Para pengunjung bisa belajar etnic, tradisi, sejarah dan lain sebagainya di masing-masing stan. Apalagi di tengah era globalisasi ini, banyak anak muda yang tidak mengenali budaya dan adatnya.
Saat berkeliling, kami menyempatkan diri untuk mampir di sebuah stan rumah adat etnic papua. Tampak di stan tersebut di hiasi dengan senjata-senjata khas papua, peralatan tradisional, handcraft, dan lain sebagainya. Kami  menyempatkan diri pula untuk berfoto-foto dengan dua orang yang terdiri dari pria dan wanita itu sebagai duta papua lengkap dengan pakaian adatnya. Lumayanlah, bisa foto juga bareng dengan mas Denies biarpun enggak berdua. Tapi lumayanlah.
Kami juga sempat mencoba salah satu permainan khas papua yang cukup membtuhkan kekompakan. Sungguh saangat menyenangkan hari ini. Bisa melihat pertunjukan pertama Azka dan jalan-jalan di Expo.
( ˘ ³˘)♥





Tidak ada komentar:

Posting Komentar