Jumat, 12 Oktober 2012

Novel : Arti Cinta 7

Novel : Arti Cinta 6



TUJUH ( ˘ ³˘)♥
Hari ini cukup melelahkan. Disekolah penuh dengan ujian-ujian-ujian dan tugas yang bejibun. Membuat kepalaku serasa mau pecah dengan banyaknya pekerjaan satu persatu. Beruntung selepas sekolah tadi aku sempat mengerjakan beberapa pekerjaan rumahku di kelas bersama my best fiends Mia and Excell. Aku bahagia punya mereka. Disaat aku cpek dengan segala aktivitasku, masih ada mereka yang menyemangatiku dan meringankan beban bersama-sama. Apalagi sudah empat hari terakhir ini aku tidak dapat melihat Azka berada disekolah. Membuat semangatku menurun.
Seperti biasa- dalam seminggu terakhir ini- aku pulang sekolah naik angkot kalau tidak ada tebengan. Tadi sengaja aku tidak bersama Excell karena dia ada Rapat bersama organisasi pramuka. Jadi aku pulang duluan, walaupun sebenarnya Excell memintaku untuk menunggunya sebentar. Tapi aku menolaknya karena tubuhku sudah mulai protes untuk meminta di istirahatkan. Apalagi hari sudah sore.
Segera kulepas sepatuku di dekat pintu rumah. Dan kuletakan spatuku diatas rak sepatu yang terletak di dalam rumah, tepatnya di dekat pintu. Saat berada di rumah, suasana tampak sepi. Nampaknya rumah sedang tak berpenghuni. Kemudian Segera aku bergegas ke kamarku yang terletak dilantai dua. Enggan rasanya aku menjejakkan kakiku apalagi untuk sekedar menaiki tangga yang lumayan panjang ini. Seandainya saja rumah ini di lengkapi ekskalator ataupun lift, pasti tak perlu bersusah payah untuk menaiki anak tangga ini.
Sesampai dikamar, segera ku hempaskan tubuh dan melempar tas ranselku kebagian  sudut kamar yang lain. Mata sudah cukup lelah dan badan sudah terasa lengket. Perlahan-lahan mataku mulai terasa berat untuk di ajak kompromi. Namun kupaksakan tetap terjaga karna hendak mandi terlebih dahulu. Apalagi Badan sudah terasa lengket sekali.
Ku langkahkakan kakiku dengan langkah yang berat ke arah kamar mandi kamarku. Namun sungguh sial hari ini, kran di kamarku macet. Terpaksa aku turun kebawah untuk menggunakan kamar mandi bawah. Sebenarnya lebih nyaman menggunakan kamar mandi bawah karna dilengkapi dengan shower. Tapi kakiku terasa cukup berat untuk melangkah. Namun kali ini mau tidak mau harus turun kebawah karna kran di atas mati.
Ku nyalakan shower dengan begitu derasnya. Terasa air yang turun bercucuran sangat menyejukkan tubuhku yang gerah setelah seharian beraktifitas hingga hampir stenga jam lebih aku menghabiskan waktuku untuk berendam dikamar mandi.
Usai mandi, aku tak lekas ke kamar. Namun langsung menuju meja makan karena sudah kelaparan. Perutku sudah tak bisa diajak kompromi lagi untuk menahan lebih lama lagi. Segera aku menuju ke ruang makan yang melewati ruang tengah keluarga. Namun saat melewati ruang tengah, tampak sesosok pria yang sudah taka sing lagi bagiku. Pria yang sudah lama ku nantikan yang tak lain adalah Azka. Yah, Azka kali ini berada dirumahku. Entah apa yang membuatnya disini. Antara percaya dan tidak percaya. Sekali lagi ku tatap pria itu. Tapi masih tetap dan tak berubah. Lelaki itu adalah Azka. .  tampaknya dia datang bersama Mas Revan. Terlihat beberapa saat kemudian Mas Revan datang membawa jus jeruk.
“Udah pulang dek?” Tanya Mas Revan yang terlebih dahulu melihatku sebelum Azka. Dan kemudian diikuti Azka yang ikut memalingkan mukanya ke arahku.
“ iya mas,” sahutku keki sedikit malu dengan adanya Azka dirumahku.
“ eh, kamu cha. Apakabar kamu?” Tanya Azka tiba-tiba. Ya ampun, gila. Dia kali ini menyapaku. Oh god !!
“ em, baik kok kak. Eh, aku ke belakang dulu yah” kataku pamitan. Jujur saja aku sangat salting dihadapan Mas Denies alias Azka. Membuatku gerogi sehingga tak mampu untuk bertahan lebih lama lagi dihadapannya. Akupun segera lari ngacir menuju ruang makan. Ya tuhan, orang yang telah lama ingin ku temui, kali ini tanpa disuruh engkau telah mengirimkannyavkerumahku. Thanks to Allah. Engkau tau apa yang ku inginkan. Kado indah hari ini. J

( ˘ ³˘)♥
Malam hari ini usai mengerjakan setumpuk tugas yang telah bejibun, aku merebahkan tubuhku yang mulai terasa lunglai. Ranjangku ini selalu membuatku merasa nyaman saat ku merasa jengah dan lelah dengan aktivitasku selama seharian penuh. Namun, saat aku tengah asik menikmati ranjang empukku ini, tiba-tiba ponselku berbunyi.
Tampak dilayar hpku tertulis Mia memanggil.
Segera ku angkat telepon tersebut
“ocha… galau nih “ sapa Mia tiba-tiba dari ujung telpon saat ku angkat telpon.
“galau kenapa? Baru telpon juga langsung galau galau gitu. Ada apaan sih?” tanyaku sedikit penasaran.
Akhirnya Mia mulai menciratakan secara perlahan-lahan apa yang ingin disampaikannya. Ternyata dia galau gara-gara di tembak Mas Revan. Jiah, brani juga tuh kakak. Kirain takut. Akhirnya Mia mulai terbuka sama aku dan meminta maaf karena selama ini enggak pernah cerita karena malu. Namun kali ini dia bingung harus melakukan apa. Sejujurnya dia juga telah lama, bahkan sedari SMP menyukai abangku. Namun dia masih bingung untuk menerima atau menolak. Hem, pantes saja tadi sore selepas sholat maghrib mas Revan keluar rapi banget, aku piker mau kumpul sama teman-teman band musiknya untuk latihan. soalnya besok adalah hari keberangkatan mereka kebandung untuk lomba.  Eh, enggak taunya untuk ngedate bareng Mia. Romantic juga dia ternyata.
“itu semua sih kembaliin ke diri kamu sendiri, kalau kamu emang suka, aku dukung kok kalau mau jadian sama Mas Revan. Tapi ada PJ nya ya” jelasku pada Mia “ eh, tapi kapan kamu mau ngejawabnya terusan? Bukannya besok MAs Revan berangkat ke bandung untuk festival music?” tanyaku
“ dia nunggu jawabannya saat pulang dari bandung nanti. Aduh, jadi speechless nih akunya”
Obrolan kamipun berlanjut lebih seru lagi apalagi stelah aku menceritakan kejadian Azka yang tiba-tiba muncul dirumahku beberapa hari yang lalu. Dan dilanjut juga chat dengan Reza hingga larut mala mini. Toh, besok hari minggu. Tugas sudah kelar dan tak ada tanggungan.  

( ˘ ³˘)♥
Kringgg.. kriingg kriinggg !!
Ampun, berisik banget bunyi jam bekerku ini.mengganggu tidurku yang lelap saja. Ku buka mataku perlahan dan wow, udah jam 05.30 Wib. Aku langsung bergegas bangun dan cuci muka. Hari ini aku akan menemani mama nganterin Mas Revan ke kantor diknas untuk kumpul bersama rombongan yang lain menuju kebandung. Aku memang sengaja ingin ikut serta mengantar mas Revan karna aku yakin pasti Azka juga ada disana.
Setelah cuci muka dan gosok gigi, aku segera bergegas turun kebawah untuk menemui mas Revan ataupun mama. Ternyata dibawah mas Revan telah siap dengan sekoper barang bawaannya dan juga tas ransel yang sudah bertengger di punggungnya.
“ ayo brangkat pah,” ajak mas Revan pada papa yang akan mengantar mas Revan. Dan kamipun berangkat untuk mengantar Mas Revan ke kantor diknas bersama mama dan papa juga.
Sesampai diDinas, tampaknya halaman Dinas telah ramai oleh peserta lomba maupun keluarga yang hendak mengantarkan mereka untuk berangkat lomba ke bandung. aku mengedarkan pandanganku ke sekitar untuk mencari sosok yang ku cari. Siapa lagi kalau bukan Azka. Ketemu!! Sosok yang kucari tampak sedang berdiri dibawah pohon tak jauh dari kami. Dia tampak begitu keren dan cool dengan kemeja kotak yang dibiarkannya terbuka dengan t-shirt di dalamnya. Sungguh. Tampan sekali dia. Membuatku seolah tak ingin melewatkannya walau hanya sekejap saja.
Saat tengah asik memandang Azka. Tiba-tiba sepasang bola mata yang indah itu memergokiku telah memperhatuikannya. Dan itu membuatku cukup malu. Bagaimana tidak. Setelah mata kita saling bertatapan, dia berjalan menuju arah kami. 
“Eh, udah dating lo nies” sapa MasRevan yang tampaknya menyadari juga kehadiran mas Denies.
“ Iyah, lama bnget nungguin kamu” goda Azka sembari salaman dengan santun pada papa mama. Ternyata Azka jayus juga orangnya.
“ hahaha iya nih, kelamaan nungguin tuan putrid. Jadinya lama deh” jawab Ma Revan menyindirku
“ih, apaan sih mas” keluhku kesal yang melihat Mas Rvan.
Beberapa saat kemudian bus rombongan pun berangkat untuksegera berangkat kebandung. Dan itu berarti alamat pula bakalan gak ketemu mas Revan ataupun Azka selama seminggu. Membuat hari-hariku sepi. Eh, jadi inget sama dia. Pasti berasa lama banget deh nungguin kepulangan Mas Revan.

( ˘ ³˘)♥
“ Nico, nico, nico !! “ teriak para penonton pertandingan basket antara sekolahku dan SMA 23. Aku sendiri masih tengah asik menikmati juga pertandingan basket ini didepan kelas. Yah, niko merupakan salah satu atlit sekolah kami. Khususnya dibidang basket. Dan posisi dia sebagai kapten. Tak heran jika banyak siswa yang mengenalnya.dan mengidolakan sosok Nico.
“aduh, mbak cha-cha serius banget” goda Karin, anak XF yang memamg kerap memanggilku mbak itu.
“eh, ngagetin aja kamu ini rin”
“eh, mbak. Tadi dicariin Excell tuh” kata Karin sembari duduk dikursi kosong samping.
“ada apa emng?” tanyaku menyelidik dengan sedikit penasaran
“ mana aku tau mbak, tadi sihada ditaman belakang samping kantin”
Akupun bergegas untuk mencari Excell di taman belakang.

“Ada apaan nyari-nyari cell” tanyaku setelah mendapati Excell tengah asik duduk dibangku taman belakang
“Oh, tadi kamu dicari sama bu Dewi cha. Katanya kalau ketemu disuruh menemuinya. Enggak tau deh ada apa” terang Excell sembari menarik lenganku tiba-tiba dan berjalan menuju koridor sekolah
“ ih, apaan sih cell” tanyaku penasaran. “mau kemana sih”
“yak e bu dewi lah, kan udahaku kasi tau kalau kamu dicari sama bu Dewi”
“ ya tapikan aku bisa kesana sendiri. Kamu ngapain ikutan segala”
“ ocha, aku jelasin yah. Masalahnya yang dicari itu bukan Cuma kamu aja. Tapi beserta aku”
“ kamu juga? Ada apaan ya emangnya? Kita gak habis melakukan kesalahan ataupun tindakan kriminalkan?” tanyaku bertubi-tubi sembari mengimbangi langkah kaki Excell yang lebar.
Sesampai ruang guru, kami langsung menuju meja Bu Dewi yang sudah bertengger disana tengah asik mengoprasikan Laptopnya.
“ permisi bu, mencari saya?” tanyaku santun
“ oh, iya. Sini mbak ocha, mas Excell” sambut Bu dewi sembari mempersilahkan kami duduk di Ruang guru.
Kemudian secara to the point bu Dewi menjelaskan maksud nya untuk memanggil kami berdua. Ternyata bukanlah karena kesalahan ataupun tindakan kriminal seperti dugaanku sebelumnya. Ternyata hanyalah untuk menginformasikan tentang lomba olimpiade yang akan diadakan di kampus favorit negri di kotakami. Dan bu Dewi selaku guru kimia menunjuk aku dan Excell untuk menjadi wakil sekolah di olimpiade tersebut dalam bidang mapel Kimia. Tentu saja merupakan sebuah ehormatan buat kami berduabisa mewakili sekolah. Namun kami harus berlatih terlebih dahulu sebelum perlombaan yang akan di adakan sebulan lagi.

( ˘ ³˘)♥
 Semenjak terpilih menjadi wakil sekolah, setiap pulang sekolah aku harus mengikuti les tambahan untuk materi olimpiade. Akan cukup melelahkan mungkin iya, namun aku bisa menimba ilmu lebih banyak lagi dan lebih paham tentunya. Khusunya di bidang matapelajaran Kimia itu sendiri. Seperti halnya sorehari inni. Aku tenngah asik belajar Kimia bersama Excell dan Bu dewi.  Dan kali ini aku lebih sering pulang dengan excell, selama mas revan ada di bandung. Hari-hariku jadi semakin sepi tanpa mereka. Sedangkan Mia tengah sibuk dengan organisasi teaternya. Karena aka nada pertunjukan. Jadi dia juga harus berlatih lebih giat lagi.
Selepas bimbingan kali ini, aku dan Excell sempat mampir disebuah warung makan sederhana namun dengan menu istimewa. Perut kami sudah tak dapat di ajak kompromi lagi. Aku hanyamakan sekali dalam sehari. Tentu membuat perutku melilit tak tertahankan.
“ eh, ngomongin soal penggemar rahasiamu itu. Sekarang masih suka ganggu kamukah?” Tanya Excell sembari memasukkan sepuluk makanan kedalam mulutnya
“ udah lama ini enggak sih, semenjak kita mencoba untuk menyelidiki dia. Entah deh menghilang kemana, tapi syukur deh kalau dia tidak menggaggu kehidupanku lagi. Gak gentel banget tau enggak sih” jawabku dengan sedikit menjelaskan panjang lebar. Kami juga bercanda dengan hebohnya hingga sempat mencuri perhatian pelanggan yang ada di warung makan ini. Bahkan sang pelayanpun ikut tertarik untuk ikut dalam pembicaraan kita saat kami memesan makanan dan mengira bahwa kami sepasang kekasih. Hahahahaha, yang benar saja??
Namun saat kami tengah asyik ngobrol hebat, tiba-tiba aku melihat sesosok peria bertubuh jangkung tengah berjalan kearahku. Dia berjalan sembari membawa nampan yang berisi makanan.
“ Em, boleh gabungan kah?” Tanya lelaki itu ketikia telah berada dihadapanku
            “ em, terserah” balasku sembari tersenyum
“ menurut loe” jawab Excell lirih dengan gayanya yang ketus dan hampir bersamaan dengan aku
 
Lelaki itupun turut serta gabung dengan kami. Pria itu tak lain adalah kak Nico. Anak XI Ips 2. Capten basket sekolah.
“em, dari mana cha, kok baru pulang jam segini?” Tanya kak Nico sedikit basa basi.
“oh, ini baru selesai bimbingan kak untuk persiapan olimpiyade kimia”
“ wah, keren dong ikutan olimpiade. Pasti pinter deh” puji kak Nico yang membuatku tersipu malu.
Kami sempat ngobrol banyak hal dengan Kak Nico meskipun Excell tampak lebih banyak. Sepertinya dia sudah capek dan ingin segera pulang. Namun aku masih di ajak ngobrol dengan Nico. Jadi sedikit lama aku di warung, dan Excell dengan setia menungguku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar