TUJUH ( ˘ ³˘)♥
Hari ini cukup melelahkan. Disekolah penuh dengan ujian-ujian-ujian
dan tugas yang bejibun. Membuat kepalaku serasa mau pecah dengan banyaknya
pekerjaan satu persatu. Beruntung selepas sekolah tadi aku sempat mengerjakan
beberapa pekerjaan rumahku di kelas bersama my best fiends Mia and Excell. Aku
bahagia punya mereka. Disaat aku cpek dengan segala aktivitasku, masih ada
mereka yang menyemangatiku dan meringankan beban bersama-sama. Apalagi sudah
empat hari terakhir ini aku tidak dapat melihat Azka berada disekolah. Membuat
semangatku menurun.
Seperti biasa- dalam seminggu terakhir ini- aku pulang sekolah naik
angkot kalau tidak ada tebengan. Tadi sengaja aku tidak bersama Excell karena
dia ada Rapat bersama organisasi pramuka. Jadi aku pulang duluan, walaupun
sebenarnya Excell memintaku untuk menunggunya sebentar. Tapi aku menolaknya karena
tubuhku sudah mulai protes untuk meminta di istirahatkan. Apalagi hari sudah
sore.
Segera kulepas sepatuku di dekat pintu rumah. Dan kuletakan spatuku
diatas rak sepatu yang terletak di dalam rumah, tepatnya di dekat pintu. Saat
berada di rumah, suasana tampak sepi. Nampaknya rumah sedang tak berpenghuni.
Kemudian Segera aku bergegas ke kamarku yang terletak dilantai dua. Enggan
rasanya aku menjejakkan kakiku apalagi untuk sekedar menaiki tangga yang
lumayan panjang ini. Seandainya saja rumah ini di lengkapi ekskalator ataupun
lift, pasti tak perlu bersusah payah untuk menaiki anak tangga ini.
Sesampai dikamar, segera ku hempaskan tubuh dan melempar tas
ranselku kebagian sudut kamar yang lain.
Mata sudah cukup lelah dan badan sudah terasa lengket. Perlahan-lahan mataku
mulai terasa berat untuk di ajak kompromi. Namun kupaksakan tetap terjaga karna
hendak mandi terlebih dahulu. Apalagi Badan sudah terasa lengket sekali.
Ku langkahkakan kakiku dengan langkah yang berat ke arah kamar
mandi kamarku. Namun sungguh sial hari ini, kran di kamarku macet. Terpaksa aku
turun kebawah untuk menggunakan kamar mandi bawah. Sebenarnya lebih nyaman
menggunakan kamar mandi bawah karna dilengkapi dengan shower. Tapi kakiku
terasa cukup berat untuk melangkah. Namun kali ini mau tidak mau harus turun
kebawah karna kran di atas mati.
Ku nyalakan shower dengan begitu derasnya. Terasa air yang turun
bercucuran sangat menyejukkan tubuhku yang gerah setelah seharian beraktifitas
hingga hampir stenga jam lebih aku menghabiskan waktuku untuk berendam dikamar
mandi.
Usai mandi, aku tak lekas ke kamar. Namun langsung menuju meja
makan karena sudah kelaparan. Perutku sudah tak bisa diajak kompromi lagi untuk
menahan lebih lama lagi. Segera aku menuju ke ruang makan yang melewati ruang
tengah keluarga. Namun saat melewati ruang tengah, tampak sesosok pria yang
sudah taka sing lagi bagiku. Pria yang sudah lama ku nantikan yang tak lain
adalah Azka. Yah, Azka kali ini berada dirumahku. Entah apa yang membuatnya
disini. Antara percaya dan tidak percaya. Sekali lagi ku tatap pria itu. Tapi
masih tetap dan tak berubah. Lelaki itu adalah Azka. . tampaknya dia datang bersama Mas Revan.
Terlihat beberapa saat kemudian Mas Revan datang membawa jus jeruk.
“Udah pulang dek?” Tanya Mas Revan yang terlebih dahulu melihatku
sebelum Azka. Dan kemudian diikuti Azka yang ikut memalingkan mukanya ke
arahku.
“ iya mas,” sahutku keki sedikit malu dengan adanya Azka dirumahku.
“ eh, kamu cha. Apakabar kamu?” Tanya Azka tiba-tiba. Ya ampun,
gila. Dia kali ini menyapaku. Oh god !!
“ em, baik kok kak. Eh, aku ke belakang dulu yah” kataku pamitan.
Jujur saja aku sangat salting dihadapan Mas Denies alias Azka. Membuatku gerogi
sehingga tak mampu untuk bertahan lebih lama lagi dihadapannya. Akupun segera
lari ngacir menuju ruang makan. Ya tuhan, orang yang telah lama ingin ku temui,
kali ini tanpa disuruh engkau telah mengirimkannyavkerumahku. Thanks to Allah.
Engkau tau apa yang ku inginkan. Kado indah hari ini. J
( ˘ ³˘)♥
Malam hari ini usai mengerjakan setumpuk tugas yang telah bejibun,
aku merebahkan tubuhku yang mulai terasa lunglai. Ranjangku ini selalu
membuatku merasa nyaman saat ku merasa jengah dan lelah dengan aktivitasku
selama seharian penuh. Namun, saat aku tengah asik menikmati ranjang empukku
ini, tiba-tiba ponselku berbunyi.
Tampak dilayar hpku tertulis Mia memanggil.
Segera ku angkat telepon tersebut
“ocha… galau nih “ sapa Mia tiba-tiba dari ujung telpon saat ku
angkat telpon.
“galau kenapa? Baru telpon juga langsung galau galau gitu. Ada
apaan sih?” tanyaku sedikit penasaran.
Akhirnya Mia mulai menciratakan secara perlahan-lahan apa yang
ingin disampaikannya. Ternyata dia galau gara-gara di tembak Mas Revan. Jiah,
brani juga tuh kakak. Kirain takut. Akhirnya Mia mulai terbuka sama aku dan
meminta maaf karena selama ini enggak pernah cerita karena malu. Namun kali ini
dia bingung harus melakukan apa. Sejujurnya dia juga telah lama, bahkan sedari
SMP menyukai abangku. Namun dia masih bingung untuk menerima atau menolak. Hem,
pantes saja tadi sore selepas sholat maghrib mas Revan keluar rapi banget, aku
piker mau kumpul sama teman-teman band musiknya untuk latihan. soalnya besok
adalah hari keberangkatan mereka kebandung untuk lomba. Eh, enggak taunya untuk ngedate bareng Mia.
Romantic juga dia ternyata.
“itu semua sih kembaliin ke diri kamu sendiri, kalau kamu emang
suka, aku dukung kok kalau mau jadian sama Mas Revan. Tapi ada PJ nya ya” jelasku
pada Mia “ eh, tapi kapan kamu mau ngejawabnya terusan? Bukannya besok MAs
Revan berangkat ke bandung untuk festival music?” tanyaku
“ dia nunggu jawabannya saat pulang dari bandung nanti. Aduh, jadi
speechless nih akunya”
Obrolan kamipun berlanjut lebih seru lagi apalagi stelah aku
menceritakan kejadian Azka yang tiba-tiba muncul dirumahku beberapa hari yang
lalu. Dan dilanjut juga chat dengan Reza hingga larut mala mini. Toh, besok
hari minggu. Tugas sudah kelar dan tak ada tanggungan.
( ˘ ³˘)♥
Kringgg.. kriingg kriinggg !!
Ampun, berisik banget bunyi jam bekerku ini.mengganggu tidurku yang
lelap saja. Ku buka mataku perlahan dan wow, udah jam 05.30 Wib. Aku langsung
bergegas bangun dan cuci muka. Hari ini aku akan menemani mama nganterin Mas
Revan ke kantor diknas untuk kumpul bersama rombongan yang lain menuju
kebandung. Aku memang sengaja ingin ikut serta mengantar mas Revan karna aku
yakin pasti Azka juga ada disana.
Setelah cuci muka dan gosok gigi, aku segera bergegas turun kebawah
untuk menemui mas Revan ataupun mama. Ternyata dibawah mas Revan telah siap
dengan sekoper barang bawaannya dan juga tas ransel yang sudah bertengger di
punggungnya.
“ ayo brangkat pah,” ajak mas Revan pada papa yang akan mengantar
mas Revan. Dan kamipun berangkat untuk mengantar Mas Revan ke kantor diknas
bersama mama dan papa juga.
Sesampai diDinas, tampaknya halaman Dinas telah ramai oleh peserta
lomba maupun keluarga yang hendak mengantarkan mereka untuk berangkat lomba ke
bandung. aku mengedarkan pandanganku ke sekitar untuk mencari sosok yang ku
cari. Siapa lagi kalau bukan Azka. Ketemu!! Sosok yang kucari tampak sedang
berdiri dibawah pohon tak jauh dari kami. Dia tampak begitu keren dan cool
dengan kemeja kotak yang dibiarkannya terbuka dengan t-shirt di dalamnya.
Sungguh. Tampan sekali dia. Membuatku seolah tak ingin melewatkannya walau
hanya sekejap saja.
Saat tengah asik memandang Azka. Tiba-tiba sepasang bola mata yang
indah itu memergokiku telah memperhatuikannya. Dan itu membuatku cukup malu.
Bagaimana tidak. Setelah mata kita saling bertatapan, dia berjalan menuju arah
kami.
“Eh, udah dating lo nies” sapa MasRevan yang tampaknya menyadari
juga kehadiran mas Denies.
“ Iyah, lama bnget nungguin kamu” goda Azka sembari salaman dengan
santun pada papa mama. Ternyata Azka jayus juga orangnya.
“ hahaha iya nih, kelamaan nungguin tuan putrid. Jadinya lama deh”
jawab Ma Revan menyindirku
“ih, apaan sih mas” keluhku kesal yang melihat Mas Rvan.
Beberapa saat kemudian bus rombongan pun berangkat untuksegera
berangkat kebandung. Dan itu berarti alamat pula bakalan gak ketemu mas Revan
ataupun Azka selama seminggu. Membuat hari-hariku sepi. Eh, jadi inget sama
dia. Pasti berasa lama banget deh nungguin kepulangan Mas Revan.
( ˘ ³˘)♥
“ Nico, nico, nico !! “ teriak para penonton pertandingan basket
antara sekolahku dan SMA 23. Aku sendiri masih tengah asik menikmati juga
pertandingan basket ini didepan kelas. Yah, niko merupakan salah satu atlit
sekolah kami. Khususnya dibidang basket. Dan posisi dia sebagai kapten. Tak
heran jika banyak siswa yang mengenalnya.dan mengidolakan sosok Nico.
“aduh, mbak cha-cha serius banget” goda Karin, anak XF yang memamg
kerap memanggilku mbak itu.
“eh, ngagetin aja kamu ini rin”
“eh, mbak. Tadi dicariin Excell tuh” kata Karin sembari duduk
dikursi kosong samping.
“ada apa emng?” tanyaku menyelidik dengan sedikit penasaran
“ mana aku tau mbak, tadi sihada ditaman belakang samping kantin”
Akupun bergegas untuk mencari Excell di taman belakang.
“Ada apaan nyari-nyari cell” tanyaku setelah mendapati Excell
tengah asik duduk dibangku taman belakang
“Oh, tadi kamu dicari sama bu Dewi cha. Katanya kalau ketemu
disuruh menemuinya. Enggak tau deh ada apa” terang Excell sembari menarik
lenganku tiba-tiba dan berjalan menuju koridor sekolah
“ ih, apaan sih cell” tanyaku penasaran. “mau kemana sih”
“yak e bu dewi lah, kan udahaku kasi tau kalau kamu dicari sama bu
Dewi”
“ ya tapikan aku bisa kesana sendiri. Kamu ngapain ikutan segala”
“ ocha, aku jelasin yah. Masalahnya yang dicari itu bukan Cuma kamu aja. Tapi
beserta aku”
“ kamu juga? Ada apaan ya emangnya? Kita gak
habis melakukan kesalahan ataupun tindakan kriminalkan?” tanyaku bertubi-tubi
sembari mengimbangi langkah kaki Excell yang lebar.
Sesampai ruang guru, kami langsung menuju meja
Bu Dewi yang sudah bertengger disana tengah asik mengoprasikan Laptopnya.
“ permisi bu, mencari saya?” tanyaku santun
“ oh, iya. Sini mbak ocha, mas Excell” sambut
Bu dewi sembari mempersilahkan kami duduk di Ruang guru.
Kemudian secara to the point bu Dewi
menjelaskan maksud nya untuk memanggil kami berdua. Ternyata bukanlah karena
kesalahan ataupun tindakan kriminal seperti dugaanku sebelumnya. Ternyata
hanyalah untuk menginformasikan tentang lomba olimpiade yang akan diadakan di
kampus favorit negri di kotakami. Dan bu Dewi selaku guru kimia menunjuk aku
dan Excell untuk menjadi wakil sekolah di olimpiade tersebut dalam bidang mapel
Kimia. Tentu saja merupakan sebuah ehormatan buat kami berduabisa mewakili
sekolah. Namun kami harus berlatih terlebih dahulu sebelum perlombaan yang akan
di adakan sebulan lagi.
( ˘ ³˘)♥
Semenjak terpilih menjadi wakil sekolah,
setiap pulang sekolah aku harus mengikuti les tambahan untuk materi olimpiade.
Akan cukup melelahkan mungkin iya, namun aku bisa menimba ilmu lebih banyak
lagi dan lebih paham tentunya. Khusunya di bidang matapelajaran Kimia itu
sendiri. Seperti halnya sorehari inni. Aku tenngah asik belajar Kimia bersama
Excell dan Bu dewi. Dan kali ini aku
lebih sering pulang dengan excell, selama mas revan ada di bandung. Hari-hariku jadi semakin sepi tanpa mereka. Sedangkan Mia tengah
sibuk dengan organisasi teaternya. Karena aka nada pertunjukan. Jadi dia juga
harus berlatih lebih giat lagi.
Selepas bimbingan kali ini, aku dan Excell sempat mampir disebuah
warung makan sederhana namun dengan menu istimewa. Perut kami sudah tak dapat
di ajak kompromi lagi. Aku hanyamakan sekali dalam sehari. Tentu membuat
perutku melilit tak tertahankan.
“ eh, ngomongin soal penggemar rahasiamu itu. Sekarang masih suka
ganggu kamukah?” Tanya Excell sembari memasukkan sepuluk makanan kedalam
mulutnya
“ udah lama ini enggak sih, semenjak kita mencoba untuk menyelidiki
dia. Entah deh menghilang kemana, tapi syukur deh kalau dia tidak menggaggu
kehidupanku lagi. Gak gentel banget tau enggak sih” jawabku dengan sedikit
menjelaskan panjang lebar. Kami juga bercanda dengan hebohnya hingga sempat
mencuri perhatian pelanggan yang ada di warung makan ini. Bahkan sang
pelayanpun ikut tertarik untuk ikut dalam pembicaraan kita saat kami memesan
makanan dan mengira bahwa kami sepasang kekasih. Hahahahaha, yang benar saja??
Namun saat kami tengah asyik ngobrol hebat, tiba-tiba aku melihat
sesosok peria bertubuh jangkung tengah berjalan kearahku. Dia berjalan sembari
membawa nampan yang berisi makanan.
“ Em, boleh gabungan kah?” Tanya lelaki itu ketikia telah berada
dihadapanku
“ em, terserah”
balasku sembari tersenyum
“ menurut loe” jawab Excell lirih dengan gayanya yang ketus dan
hampir bersamaan dengan aku
Lelaki itupun turut serta gabung dengan kami. Pria itu tak lain
adalah kak Nico. Anak XI Ips 2. Capten basket sekolah.
“em, dari mana cha, kok baru pulang jam segini?” Tanya kak Nico
sedikit basa basi.
“oh, ini baru selesai bimbingan kak untuk persiapan olimpiyade
kimia”
“ wah, keren dong ikutan olimpiade. Pasti pinter deh” puji kak Nico
yang membuatku tersipu malu.
Kami sempat ngobrol banyak hal dengan Kak Nico meskipun Excell
tampak lebih banyak. Sepertinya dia sudah capek dan ingin segera pulang. Namun
aku masih di ajak ngobrol dengan Nico. Jadi sedikit lama aku di warung, dan
Excell dengan setia menungguku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar